[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Sambutlah Kompasiana Baru (sumber grafik : kompasiana.com)"][/caption]
Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya : Membedah Versi Beta Kompasiana Baru (Bagian I). Jika di tulisan sebelumnya saya membahas halaman awal / beranda versi beta Kompasiana Baru, di sini saya akan membahas halaman artikel dan dashboard karena justru dari kedua halaman inilah lahir suasana guyub Kompasiana yang sesuai dengan ruhnya selama ini, "Sharing & Connecting".
Mari kita mulai!
Halaman Artikel (Post Page)
Seperti inilah tampilan halaman artikel (post page) ketika kita mengeklik salah satu judul artikel :
[caption id="attachment_367629" align="aligncenter" width="600" caption="halaman artikel kompasiana (screenshot)"]
Strukturnya hampir sama seperti halaman awal yaitu dimulai dengan header kemudian iklan berdimensi 970x90 piksel, dan diikuti lagi dengan dua banner iklan berdimensi 300x250 piksel. Kolomnya pun masih dibagi tiga; kiri, tengah, dan kanan.
- Jika diperhatikan, gambar ilustrasi yang kita sertakan sekarang menempati kolom kiri dan tengah, ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi Kompasianer yang hobi motret karena dimensi gambar yang ditampilkan rasanya cukup besar.
- Berikutnya, isi artikel akan ditampilkan di kolom tengah dengan jarak antar baris yang lebih renggang dibanding sekarang. Warna huruf juga tidak hitam total melainkan agak abu-abu.
- Kolom kiri diisi profil penulis artikel diikuti 4 tombol untuk berbagi tulisan ke twitter, facebook, google+, dan linkedin. Jika tombol berbagi tulisan saat ini berbentuk kotak total, di Kompasiana Baru tombolnya rounded, agak membulat.
- Selain iklan, kolom kanan diisi 5 artikel HL, iklan lagi, Trending Artikel (belum tampil), dan Most Rated Article sebanyak 5 buah yang ditilik dari namanya merupakan pemeringkatan artikel yang dulu dikenal dengan sebutan Ter... ter...
- Menarik! Terdapat perbedaan tipis ketika halaman artikel dibuka menggunakan peramban yang sama hanya beda sistem operasi dan perangkat, mungkin gambar di bawah bisa menjelaskannya :
[caption id="attachment_367630" align="aligncenter" width="600" caption="beda tipis ketika kompasiana baru dibuka di mac dan windows (screenshot)"]
1432540117171609284Gambar sebelah kanan merupakan hasil yang saya dapat ketika halaman dibuka menggunakan peramban Chrome di laptop MacBook bersistem operasi Mac OS 10.6.8, sementara di sebelah kiri merupakan halaman yang sama ketika dibuka menggunakan peramban Chrome di komputer bersistem operasi Windows 7 x64.
- Pemilihan warna huruf yang tidak lagi hitam total relatif menyejukkan dan tidak membuat mata cepat lelah, begitu pula jarak antar baris yang lebih renggang. Masalah dengan huruf yang tipis dan berwarna abu-abu ini mungkin hanya akan muncul pada Kompasianer yang masih menggunakan monitor tabung yakni bentuk huruf yang terlihat sedikit bergerigi alias tidak smooth.
- Perhatikan bagian yang bertanda panah dari kedua gambar di bawah ini :
[caption id="attachment_367631" align="aligncenter" width="500" caption="tulisan di kompasiana saat ini (screenshot)"]
14325402071677035866[caption id="attachment_367632" align="aligncenter" width="500" caption="tulisan di kompasiana baru, perhatikan bedanya dengan gambar sebelumnya (screenshot)"]
14325402901238451553Apakah Kompasianer melihat perbedaannya? Ya, gambar pertama adalah screenshot dari artikel yang tampil di Kompasiana saat ini sementara gambar kedua adalah screenshot dari artikel sama yang tampil di Kompasiana Baru.
Terlihat bahwa di gambar kedua, teks-teks yang diformat tidak tampil sebagaimana mestinya. Tulisan yang seharusnya tampil di tengah (center) malahan tampil di kiri (left), kemudian dialog yang saya beri padding sehingga ada jarak dari batas kirinya malahan tampil full rata kiri. Begitupun heading yang biasanya saya tempatkan sebagai sub-judul (h2) atau amaran di akhir tulisan (h5) juga tidak terbaca sehingga semua dianggap teks standar. Semoga di versi finalnya hal-hal ini sudah diperbaiki.
Dashboard
Sebetulnya kurang tepat juga jika disebut dashboard karena bahkan dashboard yang selama ini kita kenal rupanya masih dalam tahap pengembangan dan belum bisa diakses. Halaman ini lebih tepat disebut sebagai Halaman Pengguna (user page) dengan tampilan sbb :
[caption id="attachment_367634" align="aligncenter" width="600" caption="halaman pengguna, mirip tampilan halaman media sosial (screenshot)"]
Sekarang jika Kompasianer mengeklik bagian yang saya tandai dengan lingkaran merah, hasilnya akan seperti ini:
[caption id="attachment_367635" align="aligncenter" width="600" caption="tampilan jadi berbeda (screenshot)"]
Tersedia 2 pilihan; list dan thumb untuk mengatur tampilan tulisan kita di Kompasiana. Sejauh ini sifatnya tidak permanen, dalam arti ketika kita meninggalkan halaman ini kemudian mengaksesnya lagi, tampilannya kembali ke default yaitu list.
Oke, kembali ke topik.
Secara garis besar, struktur halaman pengguna adalah sbb :
- Di bawah header ada cover yang saat ini default-nya masih berupa foto pepohonan bersalju jika saya tidak salah. Informasinya, cover ini bisa diubah, tapi saat ini masih belum bisa.
- Foto profil Kompasianer diikuti nama dan statusnya (Belum Terverifikasi, Terverifikasi, atau Terpercaya), kemudian tepat di bawah nama ada informasi URL Kompasianer bersangkutan.
- Halaman pengguna ini dibagi menjadi dua kolom; kiri dan kanan. Kolom kiri tepat di bawah foto profil berisi deskripsi Kompasianer , tanggal bergabung, ikon media sosial lain yang dimiliki, kemudian jumlah following dan followers.
- Kolom kanan sepenuhnya berisi daftar 20 tulisan terbaru yang dibuat Kompasianer bersangkutan, lengkap dengan thumbnail gambar ilustrasinya (jika ada). Untuk melihat tulisan-tulisan berikutnya, kita cukup mengeklik tombol 'More Stories >' yang ditempatkan persis setelah tulisan terakhir di halaman tersebut.
PENILAIAN :
- Melihat tampilan halaman pengguna lengkap dengan cover yang bisa diganti-ganti, saya jadi membayangkan bahwa Kompasiana akan bertransformasi dari jurnalisme warga menjadi media sosial atau mungkin penyedia layanan blogging. Bukankah tampilan halaman pengguna ini terasa mirip dengan facebook, twitter, maupun google+?Kesan bakal bertransformasinya Kompasiana jadi makin kuat dengan bisa digonta-gantinya tampilan tulisan pengguna dari bentuk list menjadi thumb (lihat gambar atas jika saya mengeklik bagian yang ditandai lingkaran merah). Sisi positifnya, sebagai pengguna kita bisa 'menjual' halaman kita sendiri tanpa merasa terikat dengan Kompasiana, mirip seperti kita menjadi pengguna blogspot atau wordpress. Sisi negatifnya, beranda Kompasiana rasanya jadi tak ada fungsinya, hanya sekadar tempat naruh link tulisan kita.
- Jarak antar tulisan, baik dalam bentuk list maupun thumb rasanya terlalu jauh. Mungkin bisa dirapatkan sedikit? Dan karena judul terkadang bisa menipu, saya sangat berharap tim pengembang bersedia menampilkan informasi tulisan tersebut di-publish di kategori apa.
- Saya belum tahu angka following dan followers saya didapat dari mana karena jumlah teman saya di Kompasiana lebih banyak dari angka yang tertera sementara jika diambil dari twitter, angka saya tidaklah sebanyak itu.
Menulis Artikel Baru (Write A Post)
Menulis artikel baru bisa dilakukan dengan mengeklik simbol pensil pada bilah header Kompasiana atau mengeklik foto profil kita kemudian memilih menu 'Write a Story' sbb :
[caption id="attachment_367636" align="aligncenter" width="223" caption="menulis artikel di kompasiana baru (screenshot)"]
Berikutnya, tampillah halaman sbb :
[caption id="attachment_367637" align="aligncenter" width="600" caption="mari kita menulis (screenshot)"]
Keterangan singkat:
- Title; di sini kita menulis judul tulisan kita,
- Tell Your Story; di sini kita menulis isi tulisan kita,
- Persis di sebelah tulisan 'WRITE POST', kita akan melihat drop-down menu yang nyaris tak terlihat bertuliskan 'CATEGORY', klik untuk menampilkan pilihan kanal tulisan kita,
- Di bawah nanti ada Tags, masukkan tag yang berhubungan dengan tulisan kita,
- Selesai!
Lalu di mana tombol 'Submit'?
Arahkan pandangan kita kembali ke tulisan 'WRITE POST' dan 'CATEGORY', jauh di sebelah kanan kita akan melihat ada 3 buah kotak dengan simbolnya masing-masing sbb :
[caption id="attachment_367638" align="aligncenter" width="140" caption="simbol-simbol untuk menyimpan, mempublish, dan mempreview tulisan (screenshot)"]
Keterangan singkat jika saya tidak salah :
- Simbol disket berarti kita menyimpan tulisan tersebut (di Kompasiana sekarang disebut 'Save'),
- Simbol seperti buku / pintu dengan huruf P jika saya tidak salah berarti Publish? Mohon koreksinya,
- Simbol mata berarti kita mem-preview tulisan tersebut sebelum di-publish - jika saya tidak salah.
PENILAIAN:
Mumpung masih versi beta, saya menilai halaman ini yang mesti mendapat perhatian lebih dari tim pengembang Kompasiana Baru.
Saya tidak tahu apakah tim pengembang mengetahui data demografi penulis aktif Kompasiana, khususnya usia. Saya menduga bahwa tim pengembang Kompasiana Baru terdiri dari orang-orang muda dengan usia di bawah 30 tahun sehingga mereka menggunakan cara pikir orang muda dalam mengembangkan fitur-fitur dan tampilan Kompasiana Baru.
Maaf jika saya katakan bahwa tim pengembang lupa atau tidak tahu bahwa kebanyakan penulis aktif di Kompasiana sudah berusia di atas 35 tahun. Artinya?
- Tidak terlihatnya border (garis pembatas) antara kotak untuk menulis judul, isi tulisan, dsb bakal jadi masalah tersendiri. Begitu juga dengan drop-down menu kategori tulisan. Memang halus dan sesuai dengan sifat web masa kini yang borderless, tapi apakah tepat diaplikasikan di Kompasiana?Coba adakan survey antara Write A Post sekarang dan yang sedang dikembangkan, mana yang kira-kira akan dipilih? Yang serba halus namun nyaris tak terlihat atau yang jadul namun fungsional dan tidak membuat senam mata mencari-cari di mana kotaknya?
- Poin 1 juga berlaku untuk simbol pengganti tombol 'Save', 'Publish', dan 'Preview'. Tombol hanya akan jelas terlihat saat mouse diarahkan ke simbol-simbol tersebut, pun simbolnya pun tak jelas maknanya apa selain disket untuk menyimpan dan mata untuk preview. Sebaiknya perjelas saja letak dan warna simbolnya, tak perlu dibuat transparan.
Kesimpulan Akhir & Saran
Mumpung masih ada waktu sebelum versi final Kompasiana Baru diluncurkan, izinkan saya memberi masukan sebagai Kompasianer yang beberapa tahun lagi akan memasuki masa pra-lansia.
- Secara garis besar, pewarnaan Kompasiana Baru terasa monoton. Sejauh mata memandang hanya ada warna biru, biru, dan biru yang tampak padahal eksplorasi warna adalah sesuatu yang menantang dalam dunia desain. Itulah sebabnya saya bilang perhatian saya kerap tercuri oleh iklan, karena warna-warna dalam iklan itu terasa komplementer dengan tone Kompasiana yang full biru, bahkan kompas.com pun berani bermain warna.
- Penempatan thumbnail di kanan judul artikel rasanya kurang tepat karena hanya akan menimbulkan ruang kosong antara huruf terakhir dalam judul dengan thumbnail. Menurut saya akan lebih rapi apabila thumbnail ditempatkan di kiri judul artikel (before post title, jangan after post title).
- Apakah latar belakang Kompasiana Baru ini full putih (#FFFFFF)? Mungkin akan lebih sejuk lagi bila sedikit digelapkan menjadi - misalnya - #FBFBFB.
- Mumpung masih ada waktu, bisakah tim pengembang menambahkan skrip ringan atau sekadar tautan 'Back to top' sehingga pengunjung tak perlu melakukan scrolling lagi bila ingin kembali ke bagian paling atas dari halaman yang sedang dikunjunginya.
- Perhatikan komposisi demografi Kompasianer aktif, lebih banyak yang muda ataukah sebaliknya. Perhatikan bahwa arah pengembangan haruslah tidak mengorbankan kemudahan penggunaan terutama dari sisi visual, terutama karena tidak semua Kompasianer memahami fungsi dan fitur yang advanced. Buat mereka, yang penting gampang nulis, unggah foto, publish, selesai!
- Sejauh yang saya rasakan, versi beta Kompasiana Baru memang ringan. Proses menilai dan memberi komentar di setiap tulisan berjalan cepat nyaris tanpa jeda. Semoga poin ini bisa terus dipertahankan di versi finalnya nanti.
Akhirnya, sebagai pengguna saya hanya bisa menunggu hadirnya versi final Kompasiana Baru, semoga memang sesuai harapan dan yang penting tetap fungsional. Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat, selamat siang!
Referensi :
Tulisan ini masuk kategori “Internet & Komputer” dan dipublish pertamakali di kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H