Namun ketika membuka situs resmi DreadOut dan melihat foto-foto tim pengembangnya, keraguan saya berubah menjadi kekaguman.
Ya, DreadOut memang buatan Indonesia, bukan karya pengembang asing yang 'sekadar' membuat game ber-setting Indonesia.
Dikisahkan bahwa Linda bersama teman-teman dan gurunya sedang dalam perjalanan ke sebuah tempat namun kemudian tersesat di sebuah kota yang sudah ditinggalkan penduduknya. Di kota tersebut, Linda harus berjuang sendirian menghadapi rangkaian teror dengan ‘bersenjatakan’ smartphone miliknya.
Di sepanjang permainan, kita akan disuguhi penampakan hantu-hantu yang bisa membuat pemainnya merinding bahkan menjerit dan terlompat. Lingkungan permainan terlihat sangat gelap sementara satu-satunya sumber cahaya hanya berasal dari smartphone yang digenggam Linda. Musik latar terdengar mistis dan menakutkan, apalagi jika didengarkan melalui headphone.
[caption id="attachment_362471" align="aligncenter" width="600" caption="penampakan hantu dalam DreadOut (sumber : indogamers.com)"]
[caption id="attachment_362472" align="aligncenter" width="600" caption="penampakan hantu yang tertangkap kamera (screenshot)"]
Aspek visual dalam DreadOut cukup diperhatikan dan mampu membangun atmosfer ketegangan meski mungkin kualitas 3D untuk lingkungan permainan tergolong tidak istimewa (tapi tidak jelek). Kita bisa berinteraksi dengan beberapa benda dalam permainan dengan menekan tombol [E].
Yang menarik, saya menemukan beberapa benda yang Indonesia banget sbb:
[caption id="attachment_362473" align="aligncenter" width="600" caption="galon dan rice cooker (screenshot)"]
[caption id="attachment_362474" align="aligncenter" width="600" caption="kardus mie instan endomie (screenshot)"]
[caption id="attachment_362475" align="aligncenter" width="600" caption="poster kampanye pilih 1 & contreng 2, kira-kira siapa ya? (screenshot)"]