[caption id="attachment_362469" align="aligncenter" width="600" caption="DreadOut (sumber gambar : kotakgame.com)"][/caption]
Gadis berseragam putih abu-abu itu terbangun. Telinganya kemudian menangkap suara getaran ponsel entah di mana. Setelah berkeliling mencarinya, ia melihat nama si penelepon yang terpampang di layar – Ira.
“Linda, kamu lama banget sih ngangkatnya. Kamu nggak apa-apa kan?” tanya si penelepon di seberang sana. Percakapan berlangsung dalam mode speakerphone. “Kita dah mati gaya nungguin kamu. Kamu nggak apa-apa? Kita dah MATI… MAATI… MAATII…”
Hubungan telepon mendadak terputus. Dan ketika Linda – gadis itu - mengangkat smartphone-nya yang rupanya dalam mode kamera, mendadak layar memperlihatkan satu sosok menyeramkan!
Gadis berambut hitam dengan tas selempang di dadanya itu terkejut!
Dari sinilah ‘petualangan’ Linda dimulai.
DreadOut
Potongan adegan di atas diambil dari game survival horror made in Indonesia yang berjudul DreadOut. Game yang permainannya mengambil sudut pandang orang ketiga ini merupakan karya pengembang Digital Happiness yang menurut informasi dalam situsnya beralamat di Bandung.
Game buatan Indonesia?
Ya.
Awalnya saya juga ragu, benarkah ini game buatan Indonesia? Masa’ programmer asal Indonesia sudah bisa bikin game yang direkomendasikan banyak gamer mancanegara dan bahkan berada di peringkat teratas game Indie of The Year 2014 dari situs indiedb.com?
[caption id="attachment_362470" align="aligncenter" width="600" caption="DreadOut berada di peringkat teratas dari 100 game yang diikutkan dalam Indie of The Year 2014 (sumber : indiedb.com)"]