Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

5 Strategi Menulis di Kompasiana

26 Januari 2014   13:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:27 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_292126" align="alignnone" width="576" caption="Headline Kompasiana (screenshot)"][/caption] Menulis di Kompasiana terkadang perlu strategi karena selain sebagai sahabat, Kompasianer juga adalah "kompetitor" bagi kita.  Pengertian "kompetitor" di sini artinya bukan "seseorang yang harus dikalahkan dan dijatuhkan" melainkan sebagai "seseorang yang harus dicari tahu apa rahasianya sehingga ybs bisa menghasilkan tulisan bagus, menarik, dan mengena".  Sebuah tulisan yang bagus, menarik, dan mengena biasanya akan diapresiasi oleh admin - setidaknya dengan ditempatkan sebagai Highlight di halaman awal serta di kanal yang ada di Kompasiana, sukur-sukur bisa dijadikan Headline (HL) oleh Admin. Dan inilah strategi menulis di Kompasiana menurut saya :

1. Disiplin Menulis

Jika memutuskan menjadi penulis di Kompasiana, disiplinlah.  Buat jadwal menulis yang teratur, mungkin setiap hari, dua hari sekali, seminggu sekali, atau bahkan sebulan sekali.  Adanya jadwal yang teratur ini akan memacu kita untuk terus berusaha menggali sumber tulisan baru, tema apa yang akan diangkat, dsb. Disiplin menulis ini juga perlu untuk menjaga agar kita tidak menulis berdasarkan mood semata.  Jika menulis berdasarkan mood, bisa saja terjadi hari ini kita memposting 5 artikel, tapi selama beberapa minggu ke depan kita tidak memposting satu artikel pun.  Menulis berdasarkan mood juga bisa berakibat artikel-artikel kita tidak dibaca saking banyaknya melakukan posting dalam satu hari. Buat saya, "Disiplin Menulis" ini strategi yang wajib diterapkan.

2. Menulis di Kanal yang Pergerakan Artikelnya (sedang) Melambat

Dinamika artikel di Kompasiana sangat menarik untuk diamati.  Di satu waktu ada kanal yang pergerakan artikelnya sangat cepat sementara di sisi lain ada kanal yang pergerakan artikelnya lambat. Cobalah sekali-sekali dengan sengaja menulis di kanal yang pergerakan artikelnya (sedang) melambat.  Untuk mengetahui kanal mana saja yang sedang lambat pergerakan artikelnya, Kompasianer bisa melihatnya pada kolom TULISAN TERBARU di setiap kanal sbb : [caption id="attachment_292123" align="alignnone" width="300" caption="perhatikan pergerakan artikel di kanal ini, masih ada posting yang ditulis tanggal 23 Januari"]

1390714811114433958
1390714811114433958
[/caption] [caption id="attachment_292124" align="alignnone" width="300" caption="bandingkan dengan pergerakan artikel di kanal ini yang posting paling tuanya berumur 8 jam lalu"]
1390714963413346892
1390714963413346892
[/caption] Strategi ini bisa digunakan jika Kompasianer sedang kedatangan mood menulis yang tinggi sehingga punya banyak tema tulisan.  Bisa juga digunakan jika Kompasianer ingin tulisannya tayang lebih lama di kanal-kanal Kompasiana sehingga berpotensi menjaring lebih banyak pembaca.

3. Perhatikan Jumlah Karakter (Huruf) dalam Satu Artikel

Sebagian Kompasianer tergolong fast reader, mereka membaca sebuah artikel dengan cepat (jika tidak bisa dibilang "sambil lalu") karena banyak artikel lain yang menarik perhatiannya dan harus dibaca pada saat itu juga - karena kesibukannya.  Karena itu tak ada salahnya jika kita tidak "membebani" mereka dengan sebuah artikel yang sangaaaaat panjang. Sekadar informasi, dalam dunia desain web ada semacam aturan bahwa :

"Halaman situs yang baik adalah halaman dimana pengunjungnya melakukan scrolling paling banyak 3 kali".

Tidak percaya?  Saya yakin rata-rata Kompasianer ketika berkunjung ke halaman awal Kompasiana hanya melakukan scrolling dan membaca judul artikel paling jauh sampai Kompasiana Freez sementara index artikel terbaru per kanal yang ada di bagian bawah halaman awal Kompasiana dilihat pun tidak. [caption id="attachment_292125" align="alignnone" width="480" caption="jujur saja, seringkah Kompasianer melirik baris-baris paling bawah halaman awal Kompasiana?"]

1390715367627633643
1390715367627633643
[/caption] Karena itu supaya artikel kita dibaca sampai tuntas, kita perlu memperhatikan panjang artikel.  Saya sendiri biasanya membatasi diri untuk menulis artikel rata-rata sepanjang 400-800 karakter.  Lebih dari itu, biasanya artikel akan saya buat bersambung menjadi dua atau tiga bagian.

4. Judul Harus Mampu Menarik Perhatian

Gunakan strategi ini jika ingin tulisan kita dikunjungi banyak pembaca (dan kemungkinan admin). Kita semua tahu bahwa tulisan-tulisan terbaru di Kompasiana hanya menampilkan judulnya saja sehingga walau sebagus apapun tulisan kita jika judulnya kurang menarik tetap saja miskin kunjungan. Sebuah tulisan "biasa" yang diberi judul menarik, bahkan kadang terkesan bombastis dan sedikit provokatif biasanya mencetak angka kunjungan yang lebih tinggi dibanding tulisan "bagus" yang diberi judul adem-adem saja.  Satu yang harus diingat, judul harus tetap sesuai dengan isi artikel. Menurut pengamatan saya selama ini ada beberapa Kompasianer yang sangat ahli dalam urusan "memanipulasi" judul sehingga mampu menjaring banyak pembaca di setiap artikelnya. Lucunya, saya sendiri tergolong jarang melakukan strategi ini karena saya takut pembaca merasa dibohongi oleh judul tulisan saya hehehe...

5. Perhatikan Timing Publishing

Saya pernah mengalami peristiwa "pahit" di Kompasiana.  Tulisan yang saya buat selama 2 jam hanya tampil sekitar 5 menit karena tergusur oleh tulisan dari banyak Kompasianer lain.  Waktu itu karena ada pertandingan sepakbola antara Indonesia vs Malaysia, hampir seluruh tulisan di Kompasiana membahas dan mempostingnya pada saat bersamaan. Karena itu perhatikan timing publishing jika Kompasianer ingin tulisan tampil sedikit lebih lama di kolom TULISAN TERBARU halaman awal Kompasiana, ya rata-rata sekitar 15-30 menit sebelum akhirnya tergusur atau masuk Highlight.  Hindari mem-publish artikel jika saat itu sedang ada peristiwa (di dunia nyata) yang menyedot perhatian banyak orang.  Tapi jika tema yang diangkat sedang aktual dan panas pada saat itu, strategi ini rasanya tidak berlaku. Itulah sebagian strategi menulis di Kompasiana menurut saya.  Perkecualian bagi Kompasianer yang mengkhususkan diri menulis di satu tema tertentu, penulis yang sudah punya nama di Kompasiana, atau penulis yang tidak memusingkan hal-hal semacam itu. Dan seperti yang saya bilang, ada strategi yang tidak sering saya jalankan.  Sekadar catatan, posting ini merupakan tulisan ke-100 saya di Kompasiana (jika saya tidak salah hitung). Selamat menulis! Tulisan ini masuk kategori “Tips” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun