Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cerdiknya (Admin) Kompasiana

4 Oktober 2013   23:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:59 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_270307" align="aligncenter" width="640" caption="Screenshot Halaman Awal Kompasiana"][/caption]

"Kompasiana adalah sebuah Media Warga (Citizen Media). Di sini, setiap orang dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video."

Sepenggal kalimat di atas diambil dari laman kompasiana, tempat (sebagian) anggotanya menumpahkan hasratnya dalam menulis.  Konsep citizen journalism yang diusung kompasiana dengan tagline sharing & connecting ini membuatnya kadang dijuluki "blog keroyokan". Tapi sebagai seseorang yang sedikit mengerti seluk-beluk dunia internet khususnya website, saya tertarik untuk membedah kompasiana dari sisi bisnis.  Maaf jika penyampaiannya terasa tidak runut karena banyak faktor yang ditulis di sini saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Siap?

Kompasiana di Dunia Maya

Gambar di bawah ini menggambarkan informasi dari Alexa tentang kompasiana : [caption id="attachment_270295" align="aligncenter" width="640" caption="Kompasiana menurut Alexa"]

1380903837902213345
1380903837902213345
[/caption] Di Indonesia, rupanya kompasiana menempati peringkat ke-33 sebagai situs terpopular meski sistem Alexa masih menempatkannya di halaman kedua hasil pemeringkatan.  Untuk sebuah web yang lahir tahun 2008, peringkat yang didapatkan kompasiana termasuk bagus - bahkan luar biasa. Sekarang kita memeriksa pagerank kompasiana menggunakan tool dari laman prchecker.info dan inilah hasilnya : [caption id="attachment_270296" align="aligncenter" width="419" caption="PageRank Kompasiana"]
1380903995370711737
1380903995370711737
[/caption] Menurut pemahaman sederhana saya, semakin besar pagerank berarti semakin tinggi popularitas situs tersebut (soalnya saya masih nggak paham untuk mengerti dan menjelaskan soal backlink hehehe).  Dan kompasiana memiliki pagerank 6 yang dikategorikan sebagai "baik sekali". Sekarang kita lihat berapa perkiraan nilai kompasiana bila dijual?  Menggunakan tool dari laman evaluateanywebsite.com yang sepanjang pengalaman saya paling pesimis memberikan nilai, inilah hasilnya : [caption id="attachment_270300" align="aligncenter" width="258" caption="Kompasiana Value"]
13809042122026030653
13809042122026030653
[/caption] Dengan kurs dollar Rp 11.000, maka saat ini kompasiana bernilai lebih dari Rp 16 miliar, sementara nilai riilnya pasti 5-10 kali lebih besar dari itu.  Wow!

Sekarang Pertanyaannya

Dari mana kompasiana memiliki rating sebaik itu?  Sepanjang yang saya tahu, kepopuleran sebuah situs didapat dari :

  1. Banyaknya kunjungan ke situs tersebut, baik melalui (back)link, pencarian dengan search engine, maupun kunjungan langsung,
  2. Banyaknya posting di sebuah situs yang pada akhirnya akan memancing lebih banyak pengunjung ke situs tersebut.

Semakin cepat siklus tersebut berputar, semakin cepat sebuah situs akan popular. Di sinilah cerdiknya penggagas kompasiana.  Dengan 10 orang yang menjadi tim admin (lebih tepatnya 3 staf admin), untuk menjadikan kompasiana popular dan memiliki rating yang baik tidaklah mudah dan butuh waktu lama serta biaya besar untuk menggaji sekian banyak adminnya.  Karena itu kompasiana "merekrut" kita sebagai kontributor sekaligus pengunjung sehingga kedua siklus tadi akan terus berputar.  Apalagi kompasiana kelihatannya memiliki banyak anggota yang mengunjungi, memposting, dan mengunjungi sehingga siklus tersebut akan semakin cepat dan cepat berputar. Cerdik, karena admin tidak perlu pusing memikirkan materi dan deadline tulisan, semua datang dengan sendirinya.  Admin "hanya tinggal" mengendalikan materi yang masuk dan memastikan sistem di kompasiana terus berjalan dengan baik.  Jadi sebenarnya kompasiana dibesarkan oleh para Kompasianer semua entah sebagai pengunjung maupun penulis.  Ini pandangan saya.

Rating dan Iklan

Semua mafhum bahwa sebuah situs yang memiliki peringkat tinggi berpotensi mengundang pemasang iklan.  Begitu pula dengan kompasiana, setidaknya kita melihat ada satu banner di panel paling atas dan tiga slot iklan di panel kanan, belum lagi Google AdSense yang ada di bawah setiap artikel yang kita tulis tepat sebelum list komentar. Dan berapa harga satu slot iklan?  Harganya tentu bervariasi, hanya saja sepengetahuan saya tarif iklan tertinggi dimiliki oleh sebuah situs berita online yang bisa dianggap paling popular di Indonesia.  Konon kabarnya slot iklan di situs tersebut bisa dibanderol hingga Rp 475 juta.  Angka yang super sekali! Dan pertanyaan nakal saya, seandainya harga iklan di kompasiana bisa sefantastis itu (yang pasti juga diimpikan oleh adminnya), apa ada semacam reward untuk para Kompasianer? Sekadar perbandingan saja, tahun 2001 s.d 2008 ada situs PintuNet.com (sekarang sudah tidak ada) yang sistemnya mirip dengan kompasiana (ada anggota, anggota memposting tulisan, tulisan tersebut kemudian dinilai dan dikomentari anggota lain, begitu seterusnya sehingga siklusnya berputar).  Dan setiap beberapa bulan sekali, situs yang belakangan diketahui mendapatkan pemasukannya cuma dari AdSense tersebut memberikan semacam uang lelah kepada para anggotanya yang sudah mencapai poin tertentu.  Tidak besar memang, mungkin "cuma" puluhan hingga ratusan ribu rupiah, tapi waktu itu kami sangat menghargainya. Mungkinkah para pengambil kebijakan di kompasiana mempertimbangkannya karena saya paham bahwa banyak orang yang tidak bersedia meninggalkan zona nyaman mereka demi sesuatu yang baru. Maaf ini hanya sekadar tulisan iseng tak berarti dari saya yang tak kunjung terverifikasi.  Salam Kompasiana dan selamat berakhir pekan! Dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun