Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kejarlah Cinta #11 : A Chat With A Stalker

5 April 2014   13:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinopsis :

Rian, siswa kelas XI sudah lama menyukai Rin kakak kelasnya.  Dengan bantuan Lintang, Rian akhirnya bisa mendekati Rin dan hanya tinggal selangkah lagi mereka akan jadian.  Tapi kehadiran sosok dari masa lalu Rin membuat harapan Rian buyar.  Dan saat Rian sedang terpuruk karena cinta, Lintang hadir menyemangati dan memberinya harapan baru.  Apakah hubungan mereka akan ke tahap yang lebih dekat atau tetap sebatas teman?

CHAPTER 11

Aksa sedang membuka-buka facebooknya, dia baru saja mengunggah foto-fotonya saat di Anyer.  Dan saat ini dia sibuk membalas komentar-komentar yang masuk.  Tiba-tiba muncul notifikasi yang menandakan ada satu pesan masuk di inboxnya.


Dari siapa?  Aku nggak kenal cewek ini…

Dibacanya pesan tersebut,


“Malam kak Teguh Wicaksana,


Kita memang belum saling kenal.  Aku tau kakak juga dari facebook sepupu kakak yang kuliah di Jogja, sekarang ini kita lagi buka facebooknya bareng-bareng.


Langsung aja ya kak, aku mau nanya soal foto yang kakak upload tadi.  Boleh?”

Kening Aksa berkerut,


Stalker.  Cewek ini stalker.


Mana mungkin si playboy itu rela facebooknya dibuka bareng-bareng?  Sama cewek pula.  Tapi biarin lah, sekali-sekali playboy macam dia perlu dikasih pelajaran ketemu cewek stalker macam ini.

Aksa kemudian membalas pesan tersebut,


“Malam juga, panggil aja aku Aksa.  Foto yang manakah?”

Jawabannya muncul dengan cepat,


“Foto yang di pantai itu yang baru diupload.  Sepertinya ada seseorang yang aku kenal.  Apa ada yang namanya Lintang Paramitha Hadikusumo di situ?”


“Sori, sebelum aku jawab, aku mo nanya dulu.  Kamu siapanya?”


“Aku temannya waktu SMP di Jogja.  Aku punya beberapa fotonya, ada di facebookku kok…”

Gadis itu kemudian menunjukkan foto-foto yang di-tag sebagai Lintang di akun facebooknya.  Dan Aksa mengakui bahwa foto-foto tersebut memang mirip dengan Lintang – atau memang benar-benar Lintang.

Aksa percaya,


“Oke, sepertinya kamu memang benar temannya.  Foto yang ada di facebookku memang benar Lintang.  Dia sekarang satu sekolah dan sekelas sama aku.”


“Ooyaa?  Syukurlah!  Akhirnya aku bisa tau kabarnya Lintang.  Gimana kabarnya?  Dia baik-baik aja ‘kan?”


“Yah seperti yang kamu lihat, keliatannya dia baik-baik aja.”


“Aku bener-bener senang bisa tau kabarnya lagi.  Kita dulu sering jalan rame-rame ke mana-mana, pokoknya kami dulu akrab banget.  Sampai dia tiba-tiba menghilang setelah kejadian itu...”

Aksa tertegun sementara gadis tersebut melanjutkan kalimatnya,


“…facebooknya ditutup, twitternya juga, nomer handphonenya juga ganti.  Lintang tiba-tiba lenyap seolah nggak pernah ada, kita semua nggak ada yang tau ke mana dia dan gimana kabarnya.”


Kejadian?  Kejadian apa?  Apa yang terjadi pada Lintang waktu itu?

Rasa ingin tahu Aksa tergerak, tapi dia sadar bahwa dia tidak berhak mencari tahu rahasia orang lain terlalu dalam,


“Maaf, aku memang nggak tahu soal kejadian yang kamu bicarain.  Tapi, kalo Lintang sampai tiba-tiba menghilang, apa itu berarti masalahnya sangat besar?  Sangat berat?  Kamu nggak perlu ngasih tau detailnya, cukup ngasih tau seberat dan sebesar apa masalahnya.”

Dan jawabannya sungguh mengejutkan,


Masalahnya sangat besar dan berat malah sampai masuk media, itu karena Lintang berasal dari keluarga terpandang dan terhormat di Jogja.  Aku kasian padanya, Lintang jadi bulan-bulanan di lingkungannya maupun di dunia maya.”

Dengan menghubungkan titik-titik kunci selama percakapan tadi, sesungguhnya sedikit-banyak Aksa bisa menduga apa yang terjadi pada Lintang, tapi dia tidak mau berspekulasi dan melangkah lebih jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun