Kamu sudah jauh berubah dari semenjak kita pertama ketemu di ruang loker. Saat itu kamu bener-bener canggung dan kikuk. Tapi sekarang? Aku malah nggak nyangka bahwa hatiku jatuh padamu.
“Dengan kita yang udah pelukan seperti tadi, apa kamu masih perlu jawaban?” Lintang balik bertanya.
“Eh?” mata Rian membelalak, jantungnya berdebar kencang, “Jadi? Itu artinya?”
“Tentu saja jawabannya ‘ya’ Rian. Aku mau jadi pacarmu. Kita jadian sekarang…”
Rian tersenyum,
“Terimakasih, Lintang…” ujarnya.
Mereka berdua kemudian keluar dari area sekolah sambil bergandengan tangan. Lampu-lampu jalan sudah mulai menyala, cahayanya hangat dan menenteramkan. Nyala lampu itu seolah menandakan satu awal yang baru dalam hubungan kedua remaja tersebut.
“Hm… Rian…” panggil Lintang.
Saat itu mereka sudah lumayan jauh dari sekolah.
“Aku mo nanya sesuatu sama kamu. Kamu harus jujur ya jawabnya.”
Raut wajah Lintang terlihat serius.
Waduh! Ada apa ini? Kok mendadak dia jadi serius gini? Pikir Rian.
“I… Iya Lin… mo nanya apa?”
“Itu… kamu tadi dapet korek dari mana? Apa diem-diem kamu ngerokok?”
“Hah? Korek?” Rian kebingungan. Tangannya kemudian merogoh saku celananya yang kiri maupun kanan.
Dan tiba-tiba…
“Adduuuh! Astagaaa!” Rian berteriak, “Ini korek punya pak Min petugas kebersihan sekolah! Tadi aku pinjem waktu dia mo bakar sampah! Gawaaat! Aku lupa! Kita harus kembaliin sekarang!”
Lintang melotot,
“Apaa?! Kembaliin sekarang?! Yang bener aja! Rian, kita udah jauh nih dari sekolah! Masa’ harus balik lagi sih?!”
“Lintang, please…” Rian memohon.
“Nggak!”
“Please!”
“Pokoknya nggak! Nggak! Nggaaak!”
Dan ‘pertengkaran’ pertama mereka sebagai pacar dimulai.
"KEJARLAH CINTA" (Season I)
- T A M A T -
Cerita ini akan berlanjut ke Season II
setelah penulisnya rehat sejenak dari dunia penulisan Fiksi.
Terimakasih sudah menjadi pembaca setia cerbung "Kejarlah Cinta",
semoga terhibur dan sampai jumpa di kisah berikutnya!
===========================================================
Mobil berhenti di sebuah tempat, kelihatannya sebuah gudang yang tak terpakai.
Suasananya terasa sepi dan mencekam.
Lintang terkejut dan mulai cemas.
“Ini… di mana?” tanyanya.