Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Dua Hati #9: Kiss Me

23 Mei 2014   14:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1400659289659063039


Rian memandang Rin.

Rasa yang dulu pernah ada di hatinya perlahan tumbuh kembali.  Perhatian yang diberikan Rin selama dirinya dirawat membuat ia kembali merasakan perasaan yang sama seperti dulu saat dia masih menyukai kakak kelasnya ini.

Rin masih menggenggam tangan Rian,


“Rian…” ujarnya, “Kamu besok sudah boleh pulang ‘kan?”


“Kata dokter dan perawat, ya.  Besok aku boleh pulang,” jawab Rian


“Sayang sekali besok aku ada mata kuliah yang nggak bisa ditinggalkan,” keluh Rin, “Jadi aku besok nggak bisa nemenin kamu pulang.”


“Nggak apa-apa.Kamu nemenin aku selama di sini juga sudah cukup bikin kondisiku cepet pulih.  Makasih…”


Sinar matahari sore itu menyeruak masuk ke ruang perawatan.  Lembut dan menghanyutkan.  Kedua remaja ini sekarang terdiam dan saling memandang, mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.

So kiss me…


(Catatan Penulis : saat menulis bagian ini, saya mencoba menyesuaikan beat lagu dengan dialog antara Rian dan Rin.  Jadi, jika pembaca 'kebetulan' bisa membaca dengan kecepatan yang pas, syair lagu di atas bakal tepat masuknya, mulai dari chorus ya.  Untuk memperkuat suasana, mungkin lebih baik volume lagu ini dikecilkan seolah-olah berasal dari pemutar MP3.  Berminat mencoba?)

* * *

Lintang berjalan tergesa-gesa di koridor rumah sakit.

Setelah mendapat laporan adanya insiden antara Lintang dan Niko beberapa hari lalu, akhirnya ayah Lintang mengizinkan gadis tersebut kembali ke Jakarta lebih cepat.  Dan begitu tiba di bandara, Lintang segera menghubungi Aksa untuk mencari tahu di mana Rian dirawat.

Sekarang Lintang sudah tiba di rumah sakit, menuju kamar Rian.


Rian!Aku mencemaskanmu.Maaf aku baru bisa jenguk kamu sekarang.


Meski tadi Aksa sudah mengatakan agar Lintang tak perlu cemas karena keadaan Rian baik-baik saja, gadis itu masih merasa tidak tenang.  Terlebih lagi, saat ini Lintang menyadari bahwa dia tidak bisa melawan perasaannya terhadap Rian.


Aku sekarang sadar bahwa aku masih mencintainya!  Aku nggak bisa melawan perasaan ini  Aku harus menemuinya dan mengatakan bahwa aku masih mencintainya…


Rian!


Ruangan demi ruangan dilewatinya, hanya satu tujuannya…


Kamar 139, kamar 139.


Itu dia!


Setelah melewati beberapa ruangan, saat ini Lintang sudah di depan pintu kamar Rian dirawat.  Gadis itu sejenak mengatur nafasnya yang memburu karena berjalan tergesa-gesa tadi.


Rian, aku mencintaimu…


Lintang kemudian maju selangkah, bermaksud membuka pintu kamar.

Namun tepat saat tangannya menyentuh gagang pintu, ia melihat sesuatu melalui jendela kecil yang ada di pintu tersebut.

Lintang terperanjat.

Untuk sesaat dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Kemudian perlahan Lintang mundur, menjauh dari pintu dan membatalkan niatnya menemui Rian.


Rian, kamu memang lebih baik bersama kak Rin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun