Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Dua Hati #16: Kejadian yang Tak Terduga

9 Juni 2014   14:00 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:35 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14022475631537218172

Cerita Sebelumnya :

Rin memilih menemui Tama dan berbohong ketika Rian mengajaknya ikut jalan-jalan ke Dufan.  Dan di pertemuan itu, Tama mengutarakan keinginannya untuk kembali pada Rin.  Bagaimana jawaban Rin?  Dan bagaimana dengan Lintang dan Rian di Dufan?

CHAPTER 16


“Ha!Seru banget yang tadi!Rian, ayo kita naik lagi!”

Lintang dan Rian baru saja turun dari wahana Kora-kora, sebuah wahana permainan berbentuk perahu raksasa yang berayun-ayun hampir 90 derajat.

Rian memandang antrian pengunjung yang memadati Kora-kora.


“Hm… Aku sih oke-oke aja, tapi kaya’nya ngantri banget.Apa nggak sebaiknya kita istirahat dulu?”


“Hm…” Lintang berpikir sejenak, “Boleh deh.”

Saat ini mereka terpisah dari Aksa dan teman-teman yang lain.


Aca sengaja memisahkan diri dari kita!  Dari tadi juga aku telepon nggak diangkat sama dia.

Rian kemudian memesan dua gelas teh dingin sementara Lintang menunggu.Gadis itu duduk bertopang dagu dan memandang Rian dari kejauhan.


Sudah lama aku nggak mandang punggungmu seperti ini.

Lintang kemudian memandang jari manis tangan kirinya.Cincin hadiah ulang tahun dari Rian masih terpasang di situ.  Gadis itu tersenyum samar, entah apa yang dipikirkannya.  Dilihatnya saat ini Rian menuju ke arahnya dengan membawa minuman yang baru saja dibelinya.

Tiba-tiba seorang anak perempuan berumur kira-kira 4 tahun melintas dengan cepat di depan mereka berdua, hampir saja menabrak Rian.  Untungnya pemuda itu masih sempat berhenti.


“Nak!Kamu larinya jangan cepet-cepet!” Terdengar olehnya suara seseorang – mungkin orangtua si anak tadi.

Dukk!

Rian merasa punggungnya tersenggol oleh orang tersebut dan dia kehilangan keseimbangan.Gelas minuman yang dipegangnya terlepas dari tangannya!


Aah!  Gawat!!


“Lintang!Awaas!!”

Terlambat!

Rian terjatuh menubruk Lintang yang juga kehilangan keseimbangan akibat insiden tak terduga ini.Kedua remaja tersebut akhirnya terjatuh dengan posisi bertindihan.Beberapa pengunjung yang kebetulan melihat insiden ini sebagian berteriak, sebagian lagi tertawa.  Untuk beberapa saat lamanya mereka tidak sadar apa yang terjadi, namun suara tawa dan candaan nakal pengunjung yang lain membuat mereka tersadar.

Rian melompat,


“Eh… M… Maaf, Lin,” ujarnya tergagap.

Lintang hanya diam dengan wajah merah.Sejenak kemudian gadis itu bangkit, dan saat itu dia baru sadar bahwa bagian depan baju dan celananya basah terkena tumpahan air dari gelas tadi.


Duh, gawat! Pikirnya.


“Lin, bajumu…” tegur Rian.


“Iya aku tau,” tukas Lintang ketus.

Lintang memang membawa baju ganti di tasnya.Akan tetapi jarak dari tempatnya berdiri saat ini ke toilet lumayan jauh, tak mungkin dirinya berjalan dengan baju basah seperti ini.

Lintang memandang Rian,


“Rian, aku nggak mungkin jalan dengan baju basah seperti ini ke toilet.Gimana nih?”

Rian bengong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun