Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FKK] Impian Kecilku Untukmu, Ibu

14 Juni 2014   02:55 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:49 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


“Saya nggak pernah nonton tivi, Pak.  Pulang ngamen saya langsung belajar sampe malam, habis itu langsung tidur…”


“Wah wah,” gumam bapak itu.

Dia menuliskan sesuatu di secarik kertas yang kemudian diberikannya padaku.


“Nih, kamu besok datang ke sini.  Kita lagi ngadain audisi untuk acara ‘Suara Emas Indonesia’.  Siapa tahu kamu bisa lolos dan ikut kompetisinya di Jakarta, dan siapa tahu juga suatu hari nanti kamu bisa jadi penyanyi terkenal.”

Aku hanya termangu.

* * *

Esok paginya aku datang ke Sasana Among Raga yang menjadi tempat audisi, dan dalam hati aku merasa rendah diri.  Peserta audisi yang lain datang dengan pakaian terbaik dan berdandan setampan dan secantik mungkin.


Sedang aku?

Jika kau tahu bagaimana dandanan tahun 80-an, saat ini seperti itulah aku dengan kaos putih, jaket, dan celana jeans serta sepatu kets.  Tak lupa gitar kesayanganku.

Aku minder.

Rasanya aku sudah kalah sebelum bertanding.

Aku ingin pergi dari tempat tersebut, tapi kemudian aku teringat wajah ibuku dan sumpahku padanya.


Aku sangat ingin membahagiakanmu, Ibu.

Aku putuskan untuk bertarung.  Apapun hasilnya, setidaknya aku sudah mencoba.

Aku menunggu panggilan.

Satu per satu mereka-mereka yang cantik dan ganteng itu memasuki ruang audisi, dan setelah 5-10 menit kemudian mereka keluar.  Ada yang kecewa, ada yang kegirangan, bahkan ada yang biasa-biasa saja.

Semakin dekat giliranku, semakin kuat debaran jantungku.


“Nomor 513!  Nomor 513!”


Itu panggilan untukku!

Aku melangkahkan diri dengan mantap ke ruang audisi.


Ibu, aku ingin membahagiakanmu…


Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com untuk event FIKSI KOTA KELAHIRAN yang diadakan oleh FIKSIANA COMMUNITY.

Untuk membaca karya peserta lain, silakan menuju akun FIKSIANA COMMUNITY

Silakan bergabung di grup FB FIKSIANA COMMUNITY
Sumber gambar : dokpri (diambil di Malioboro menggunakan SonyEricsson Xperia Ray)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun