Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Dua Hati #23: Cerita di Private Room Part II

25 Juni 2014   14:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:04 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Cerita Sebelumnya :


Dengan ditemani Aksa, Lintang menemui Niko di sebuah cafe meski sebenarnya gadis tersebut merasa kurang nyaman.  Dan di VIP Private Room Loomloom House, Niko menceritakan kronologis peristiwa traumatis yang terjadi dua tahun lalu.  Bagaimana reaksi Lintang mendengar cerita Niko tersebut?

CHAPTER 23


“Ceritamu masih belum berarti apa-apa,” ujar Lintang, “Masih belum mengubah prasangkaku bahwa kamulah otak dari peristiwa dua tahun lalu.”

Niko meneguk minumannya dan memandang Lintang.


“Aku tau.  Aku cuma ingin kamu tau siapa teman-temanku yang waktu itu terlibat.”


“Semua ini nggak ada gunanya, Niko,” Lintang bermaksud untuk bangkit dan meninggalkan tempat itu.


“Lintang, tunggu!” seru Niko.


“Kenapa?” tanya Lintang, “Sepertinya nggak ada alasan buatku untuk lebih lama di sini.”

Mendengar perkataan tersebut, Niko memandang Lintang.


“Setidaknya… aku ingin kamu tau bahwa aku pun dijebak oleh mereka.”


“Dijebak?”  Lintang tak percaya, “Dijebak gimana?  Mereka ‘kan sahabatmu…”


“Aku juga berpikir begitu…” ujar Niko, “Tapi, mereka menjebakku.  Mereka menipuku.”

Niko masih memandang Lintang dan membuang pandangannya ke arah Bundaran HI yang saat ini tampak indah dilihat dari tempat mereka berada.


“Kamu ingat waktu kita tiba di gudang tua dan aku memberimu minuman?” [1]

Mengingat hal itu membuat Lintang gemetar.

Dan Niko melanjutkan ucapannya,


“Mereka membohongiku.  Mereka nggak bilang kalo di tempat itu cuma ada gudang tua.  Mereka bilang kalo di situ ada satu tempat yang bagus untuk kita ngerayain ulang tahunmu.”

Lintang terduduk lemas,


“Tapi… minuman itu?” tanyanya.

Niko memandang Lintang dengan tatapan penuh penyesalan.


“Itu dari mereka…”

* * *

Niko panik!

Setelah meminum minuman yang dia berikan, Lintang terlihat aneh.  Wajah gadis itu memerah dan dari mulutnya keluar gumaman-gumaman yang tak terdengar jelas oleh Niko.


Kenapa ini?!

Pada saat itu sebuah MPV mendekat dan berhenti di situ.  Dilihatnya Rudi, Yongki, dan Andre turun dari MPV tersebut diikuti setidaknya tiga orang lagi.

Niko tidak mengenal mereka.


Apa-apaan ini?!  Kenapa jadi banyak orang gini?!

Niko menghampiri Andre,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun