Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Dua Hati #25 : Ini yang Aku Harapkan

30 Juni 2014   14:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:11 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404078218772483413

Sinopsis :

Lintang seorang siswi kelas XII memiliki trauma mendalam karena sebuah peristiwa menyakitkan dua tahun lalu, peristiwa yang berkaitan dengan kisah cintanya di masa lalu bersama Niko.  Trauma itu pula yang menjadi sebab putusnya hubungan cinta antara Lintang dengan Rian - teman sekelasnya.  Akan tetapi sebuah insiden membuat Lintang memutuskan untuk menghadapi masa lalunya, dan dia berhasil!

CHAPTER 25

Hari ini hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional di SMA Dian Pelita.  Tampak Rian sedang memeriksa kembali lembar jawaban UN sebelum diserahkan pada Pengawas Ujian.


Hm… semua soal sudah dijawab.Semoga jawabanku bener semua.

Setelah menyerahkan Lembar Jawaban UN, Rian keluar dari ruang ujian.Perasaannya lega bukan main.Dirinya optimis akan mendapat nilai tinggi dalam ujian kali ini.


Nggak sia-sia aku belajar kelompok bareng teman-teman.  Soal yang muncul selama ujian kali ini kebanyakan sudah kita bahas.


Dan lagi…Aku juga belajar bareng Rin.

Mengingat Rin membuat Rian tersenyum dan mengambil ponselnya.


“Siang Rin, hari ini aku selesai ujian, sekarang tinggal nunggu hasilnya aja.Makasih kamu sudah mau ngajarin aku kemarin-kemarin.Btw. kapan pulang kuliah?”

Selesai mengirim pesan pada Rin, Rian bergegas menuju kantin.

* * *


“Rian, selamat ya untuk UN-nya.Semoga hasilnya bagus.Maaf baru bales, hari ini mata kuliahku padat dan aku lupa ngecek handphone (^_^!).Kabarin aja kalo kamu libur, aku kangen nih...”

Rian tersenyum membaca pesan dari Rin.


“Aku juga kangen,” balasnya, “Bisa aku telpon?Aku pengen denger suaramu…”


“Haha, aku baru mo nelpon kamu, Rian.”

Pesan balasan dari Rin membuat hati Rian semakin berbunga.  Tanpa membuang waktu lagi, ia segera menekan tombol panggilan.


“Hallo…” terdengar suara manja Rin dari seberang telepon.

Kedua remaja tersebut tenggelam dalam lautan kata-kata penuh cinta.

* * *

Sekitar satu bulan kemudian hasil UN diumumkan dan seperti biasanya tingkat kelulusan di SMA Dian Pelita tahun ini mencapai angka 100%.  Semua siswa kelas XII bersorak dan bersyukur karena satu fase sudah berhasil mereka lewati.

Dan persis seperti dugaannya, Rian termasuk 10 Besar siswa Dian Pelita dengan hasil UN tertinggi.


“Rian, selamat ya kamu masuk 10 Besar!” seru Lintang sambil menyalaminya.


“Makasih,” Rian tersenyum.


“Bro!” tepuk Aksa, “Congrats!”


“Makasih, Ca.”

Mereka bertiga berjalan menuju gerbang sekolah sambil membicarakan rencana masa depan, tentunya sedikit ditambah bumbu khayalan kesuksesan mereka masing-masing di masa depan.


“Nah, Lin,” panggil Rian, “Jadi, apa rencanamu setelah lulus nanti?”


“Sebenarnya dulu aku punya cita-cita jadi peneliti,” ujar Lintang, “Tapi rasanya akhir-akhir ini aku ingin jadi psikolog."

Gadis itu kemudian menoleh dan memandang Rian,


"Kamu sendiri gimana?”

Rian menggaruk-garuk kepalanya.


“Haha aku mo di bidang IT aja.  Entah jadi apa, pokoknya di IT.”


“Cocok dengan keahlianmu, bro,” timpal Aksa.


“Aku sependapat sama Aksa,” sambung Lintang, “Keliatannya bidang IT cocok buatmu.”

Lalu secara bersamaan, Lintang dan Rian menoleh ke Aksa.


“Kalo kamu?” tanya mereka berbarengan.

Setelah sejenak terperanjat karena mengajukan pertanyaan yang sama, sedetik kemudian mereka tertawa.


“Bisa barengan gini ngomongnya,” ujar Lintang.


“Iya ya,” balas Rian.

Aksa tersenyum tipis memandang mereka berdua.


Kalian masih belum berubah.Aku masih bisa melihat perasaan kalian…


“Kalian tau,” jawab Aksa kalem, “Ada hal yang lebih penting buatku ketimbang mencemaskan masa depanku sendiri.Sini.”

Aksa kemudian berpindah posisi.Jika awalnya Lintang berjalan di tengah diapit Rian dan Aksa, sekarang Aksa yang berada di tengah diapit Rian dan Lintang – atau lebih tepatnya berada di belakang mereka berdua.  Sebelum Rian dan Lintang sadar, tangan Aksa yang kanan memegang tangan Rian, sementara tangan Aksa yang kiri memegang tangan Lintang.


“Ini yang paling penting buatku saat ini,” ujar Aksa.

Ditariknya tangan Rian dan Lintang hingga bersentuhan satu sama lain.

Rian dan Lintang tak menduga Aksa akan berbuat seperti ini.

Wajah mereka memerah.Mereka merasa canggung ketika jemari mereka saling bersentuhan.


“Hei!” tegur Aksa, “Sampe kapan aku harus megangin tangan kalian terus?Kalian gandengan sendiri lah…”

Ditegur seperti itu membuat Rian dan Lintang bermaksud menarik tangan mereka masing-masing, tapi Aksa yang tahu gelagat keburu mencegah dan menggenggam tangan mereka lebih erat.Tangan kedua sahabatnya dipertemukan lagi.

Dan kali ini mau tidak mau Rian dan Lintang menuruti keinginan Aksa, mereka berdua kemudian bergandengan tangan dengan kepala menunduk dan wajah yang semakin merah.


“PERFECT!” Aksa tertawa senang.

Aksa sekarang merangkul pundak Rian dan Lintang lalu mendekatkan mereka berdua.


“Ini yang aku harapkan dari kalian berdua,” gumamnya.

(Bersambung)

Posisi Aksa jelas.  Dia tetap sahabat Rian dan Lintang, sama sekali tak ada niat untuk masuk dalam kehidupan cinta Lintang.  Dan sebagai sahabat, Aksa berharap Rian dan Lintang bisa kembali menjadi sepasang kekasih.  Tapi dengan status Rian yang masih berpacaran dengan Rin, mungkinkah harapan Aksa terwujud?  Jangan lewatkan chapter berikutnya saat Rin akhirnya menyadari ke mana sebenarnya Rian akan melabuhkan hatinya!  Ikuti 5 chapter terakhir “Kisah Dua Hati”…
“Kisah Dua Hati” terbit dua kali dalam seminggu, Senin dan Rabu…
Kisah Dua Hati #26 : Hubungan yang Di Ujung Tanduk |   Kisah Dua Hati #1 : Straight Set!


Sumber gambar : polkadotteapot.wordpress.com
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun