Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis yang Mengejar Impiannya

26 Agustus 2014   17:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:30 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oda baru selesai berlatih satu lagu ketika dilihatnya Kirana datang dengan raut kesal.  Pemuda itu memberi isyarat pada teman-temannya anggota band Yume untuk break sejenak.

“Kirana, ogenki desu ka?” sapa Oda menanyakan kabar Kirana.  Sejak membentuk grup band beraliran J-rock, kegilaannya akan segala hal yang berbau Jepang semakin menjadi.


Tanpa mempedulikan sapaan Oda, Kirana mendengus dan menghempaskan tubuhnya di salah satu sofa yang ada di ruang latihan itu.  Oda kemudian duduk di sebelahnya.

“Kenapa, Rana?” tanyanya, “Masalah yang sama lagi?”


Kirana hanya mengangguk.  Oda tersenyum,

“Yah, namanya juga orangtua.  Mereka pasti yang mengharapkan yang terbaik buat...”

“Dan mengorbankan impianku!” potong Kirana tiba-tiba.

“Kenapa mereka nggak pernah mau ngerti bahwa aku juga punya impian sendiri.  Aku ingin setidaknya satu kali saja mewujudkan impianku,” lanjut gadis bertubuh proporsional dan berambut pendek tersebut.


Mendengar perkataan Kirana barusan, mata Oda membelalak - tertarik.

“Oh?  Mau ada turnamen lagi?”


Kirana mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah flyer yang kemudian diangsurkannya pada Oda,

“Ini.”


Flyer itu berisi informasi Festival Olahraga dan Seni Indonesia - Jepang yang diadakan pemerintah bekerjasama dengan kedutaan Jepang.  Membacanya membuat Oda kegirangan,

“Lho?  Aku juga ikut di sini.  Band-ku ikut festival musiknya.”

“Eh?” kali ini giliran Kirana yang antusias, “Beneran?”

“Bener,” sahut Oda.

“Aku pasti datang nonton penampilanmu,” tukas Kirana.

“Jangan!” balas Oda tiba-tiba, “Kamu HARUS ikut di festival olahraganya.”


Kirana kembali termenung.

“Tapi... kamu tau gimana orangtuaku,” gumamnya.

“Iya sih,” Oda ikut bingung, “Tapi nggak ada salahnya kamu terus nyoba meyakinkan mereka.  Hari ini gagal, besok coba lagi.  Besok gagal, lusa coba lagi.”


Kirana memandang Oda dan tersenyum.

“Arigatou, Oda.  Kalo gitu, sampe ketemu di festival.”

* * *


26 Agustus 2014.

Festival Olahraga dan Seni Indonesia - Jepang resmi dibuka dan menyedot animo masyarakat, baik sebagai peserta maupun penonton.

Saat itu di panggung musik…

“Dan inilah peserta dengan nomor urut 13, Yume!”


Oda dan teman-temannya naik ke panggung, bersiap untuk menampilkan yang terbaik.

“Yossh!” sapa Oda yang dibalas oleh penonton, “Kami akan membawakan sebuah lagu dari The Sketchbook, sebuah lagu yang dipersembahkan untuk kalian semua dan khususnya buat seseorang di luar sana yang berlari mengejar impiannya.”


Musik sudah mulai dimainkan.  Pelan.

“Inilah Funny Bunny!”


Musik semakin jelas terdengar.

* * *

Di lintasan lari…

Kirana maju bersama peserta lainnya.  Gadis ini mendapat nomor punggung 26.

Impianku.  Akhirnya terwujud...


Dor!

Pistol sebagai aba-aba sudah diletuskan, Kirana mulai berlari.

* * *

Tubuh Oda basah oleh keringat,

Wa ~ Ousama no koe ni sakaratte

(Defying the voice of the king)


Kirana berlari secepat yang dia bisa.

Papa, Mama.  Aku tak bermaksud menentangmu.


Oda memejamkan mata, menghayati setiap syair yang dia nyanyikan,

Kirei da nette yozora ni purezento

(A beautiful present from the night sky)


Meski tertinggal, Kirana tak patah semangat,

Aku ingin mempersembahkan yang terbaik pada kalian berdua.


Sempat tertinggal, gadis itu sedikit demi sedikit mulai menyusul peserta lainnya.

Sementara suasana di panggung musik semakin panas,

Kimi no yume ga kanau no wa

Dare ka no okage janai ze

Kaze no tsuyoi hi wo erande hashitte kita...

(Your dreams became true because of yourself

Not by anyone else

It just comes on a strong wind one day)

* * *

Matahari sudah mulai condong ke barat, langit sudah berwarna keemasan.

“Oda!”


Dari kejauhan tampak Kirana terengah-engah berlari menghampiri Oda.  Pemuda itu memandang teman-temannya yang tersenyum penuh arti.

“Kalian duluan aja, aku nyusul nanti,” katanya.


Kirana semakin mendekati Oda.  Di tangannya tampak sebuah benda yang berkilauan terkena sinar matahari sore itu.

Dan mereka pun bertemu.

“Kamu hebat, Rana,” puji Oda tulus, “Kamu dapet juara berapa?”


Tanpa bicara karena masih terengah-engah, Kirana mengangsurkan benda yang tadi dipegangnya.  Sebuah piala!

Oda membaca tulisan yang diukir di bagian bawah piala tersebut,

JUARA II LOMBA LARI

FESTIVAL OLAHRAGA DAN SENI INDONESIA - JEPANG

KIRANA CITRANING BAYU

Oda tersenyum dan mengembalikan piala itu pada Kirana.

“Band-mu gimana?”

“Kami masih harus berjuang lebih keras lagi,” jawab Oda.

“Kamu pasti bisa,” Kirana tersenyum

“Thanks.”


Oda sekilas memandang piala yang dipegang Kirana,

“Jadi, kamu akhirnya berhasil meyakinkan orangtuamu, dan mereka setuju.  Aku senang...”


Kirana terdiam sejenak,

“Sebenarnya nggak seperti itu juga...”

“Maksudnya?” Oda tak mengerti.

“Aku diizinkan ikut festival ini dengan syarat aku harus menerima keputusan mereka untuk kuliah di luar negeri nanti setelah aku lulus SMA,” lirih Kirana.

“Oh…” Oda terkejut, tiba-tiba dadanya terasa sesak.

Lulus SMA?  Itu berarti kurang dari setahun lagi kebersamaanku dengannya.

“Maafkan aku, Oda.”

“Kamu nggak salah, Rana.”

“Tapi aku merasa bersalah padamu...” Kirana bersuara pelan.

“Ssst...” potong Oda, “Yang terpenting sekarang, kamu berhasil mewujudkan impianmu.  Setiap impian memang memiliki harga.  Dan aku senang karena kamu berhasil.”


Kedua remaja itu berpandangan.

Catatan Penulis :

Sila menikmati lagu yang menjadi sumber inspirasi tulisan ini, "Funny Bunny" dari The Sketchbook, salah satu lagu yang saya suka karena syairnya bagus :

Sumber gambar : tsuzukusekai.wordpress.com
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun