“Thanks.”
Oda sekilas memandang piala yang dipegang Kirana,
“Jadi, kamu akhirnya berhasil meyakinkan orangtuamu, dan mereka setuju. Aku senang...”
Kirana terdiam sejenak,
“Sebenarnya nggak seperti itu juga...”“Maksudnya?” Oda tak mengerti.
“Aku diizinkan ikut festival ini dengan syarat aku harus menerima keputusan mereka untuk kuliah di luar negeri nanti setelah aku lulus SMA,” lirih Kirana.
“Oh…” Oda terkejut, tiba-tiba dadanya terasa sesak.
Lulus SMA? Itu berarti kurang dari setahun lagi kebersamaanku dengannya.
“Maafkan aku, Oda.”
“Kamu nggak salah, Rana.”
“Tapi aku merasa bersalah padamu...” Kirana bersuara pelan.
“Ssst...” potong Oda, “Yang terpenting sekarang, kamu berhasil mewujudkan impianmu. Setiap impian memang memiliki harga. Dan aku senang karena kamu berhasil.”