Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flirting

31 Agustus 2014   00:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:03 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1409396036929957059

Kemesraan mereka tertunda sejenak, perempuan cantik itu mengambil telepon genggamnya yang berdering.  Wajahnya nampak sedikit kesal.

“Hi, hon,” sapanya dengan nada mesra menjawab telepon dari seberang sana, “Yes, aku masih di Jakarta menemui seorang kawan lama.  Gimana terapimu?”


Tampak perempuan itu dengan lembut menepis tangan orang yang datang bersamanya tersebut sambil memberi isyarat,

Ini suamiku yang menelepon.


Perempuan itu kelihatannya sedang mendengarkan dengan serius ucapan suaminya di seberang telepon.

“Yes, hon.  Besok siang kita ketemu 'kan?   Don’t you know that I really miss you?”


Mendengar perkataan barusan, tampak kecemburuan di wajah teman si perempuan tersebut yang segera dibalas dengan usapan lembut di pipi.

“Okay, hon.  See you tomorrow.  Love you,” ujar si perempuan cantik sambil menutup telepon genggamnya.


Ia menoleh pada wajah kesal di sampingnya.

“Hai sayang, kamu jangan marah dong,” ujarnya, “Kamu tau ‘kan kalo hati dan tubuhku cuma buat kamu meski statusku adalah istrinya.”

“Kenapa kamu nggak ceraikan aja suamimu yang tua dan loyo itu sih?”

“Hahaha nggak mungkinlah, sayang,” tawanya, “Tambang uang kok dilepas...”


Keduanya tertawa berderai.

Perempuan cantik itu memandangku.  Aku mengerti artinya.

Aku bergegas menghampiri mereka dan menyerahkan keycard kamar hotel yang sudah dipesannya.

“Silakan, Miss.”


Sambil mengucap terimakasih sekali lagi, kedua perempuan itu meninggalkanku dan menuju kamar hotel - melanjutkan kemesraan mereka berdua, melepas rindu yang tertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun