“Begitu menyentuh seseorang yang sedang sakit atau sekarat, aku tahu apakah saat itu dia masih bisa diselamatkan atau tidak. Tapi, bisnis tetap bisnis. Sebagai dokter, aku dibayar untuk memberikan harapan pada keluarga pasien, bukan untuk menyampaikan kebenaran yang aku tahu. Tapi sudahlah, saat menyentuhmu waktu itu, aku juga tahu bahwa kau sama sepertiku.”
Cross tersenyum samar,
“Aku tahu waktuku sudah dekat,” bisiknya, “Karena itu aku memanggilmu kemari. Kau bisa menolongku untuk terakhir kalinya?”
Gene melihat orang tua itu mengulurkan tangan padanya. Gene pun menggenggam tangan Cross.
“Ah, rasanya sudah lama sekali,” gumam Cross, “Ijinkan aku mengucap terimakasih padamu sebelum semua ini berakhir, Gene.”
Beberapa menit kemudian, keriput di tangan Cross perlahan menghilang. Gene memandang takjub perubahan tubuh Cross dari seorang kakek menjadi seorang laki-laki muda berusia sekitar 30 tahun.
“Masa muda yang menyenangkan, bukan?” gumam Cross tetap terbaring di tempatnya, “Tapi ini baru awalnya. Nah sekarang kau lihat, Gene.”
Tiba-tiba entah dari mana datangnya, di hadapan Cross berdiri seorang perempuan yang usianya sebaya dengan Cross muda. Perempuan itu kelihatannya cerdas.
Mungkin dia berprofesi sebagai pengacara? Pikir Gene.“Ya, kau benar,” jawab Cross menjawab rasa penasaran Gene.
Perempuan itu menghampiri Cross dan tersenyum.
“Robert,” katanya, “Aku datang.”“Aku tahu kau akan datang, Ann,” ujar Cross, “Akhirnya kita bisa bersama.”
“Ya, Robert. Aku sudah lama menunggumu.”
“Ann, I love you...”
“I love you, too, Robert,” sahut Ann yang kemudian membungkuk dan memeluk Robert, “Kita pulang sekarang?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!