“Benar, Dok,” jawab Hassan, “Dan aku rasa kau setuju bahwa kita yang akan menangani kasusnya. Lihat.”
Pintu ruangan itu memang dibiarkan terbuka agar mereka bisa mendengar percakapan yang terjadi.
“Nona, aku bertanya sekali lagi padamu,” terdengar suara Agen McGee dari dalam ruangan.
Saat ini di hadapannya duduk seorang gadis berambut pirang berusia 17 tahun - seorang hacker dengan nickname ‘Chase’. Berbagai laporan menyebutkan bahwa Chase sudah berhasil meretas ribuan sistem jaringan - bahkan yang memilki keamanan tingkat tertinggi sekalipun. Target utama Chase adalah sistem jaringan perbankan. Dengan aksinya tersebut, hacker muda ini mencuri data-data nasabah yang kemudian digunakannya untuk melakukan pembelanjaan di toko-toko online.
Sulit dipercaya dia masih semuda ini.
McGee membolak-balik berkas Chase.
“Nona Cassie Graham, di sini tertulis bahwa Anda sudah melakukan aksi peretasan sejak berusia 14 tahun. Bisa kau ceritakan padaku lebih detail lagi?”
Chase alias Cassie sepertinya tak mengacuhkan pertanyaan McGee. Saat ini perhatiannya tertuju pada kepala agen tersebut - lebih tepatnya pada ruang di atas kepalanya. Bola matanya bergerak-gerak, mulutnya komat-kamit seolah membaca sesuatu, terkadang ia tersenyum sendiri.
Tiba-tiba Cassie tertawa keras.
Tampak McGee mendesah,
“Sekarang apa?” tanyanya.
Cassie masih tertawa.
“Pak, apa Anda tahu bahwa anak Anda baru saja mengunggah foto ketika Anda masih berusia 2 tahun dan sedang digendong oleh ibu Anda?”“Lalu, apanya yang lucu?” tanya McGee.
“You’re so cute!” ujar Cassie, “Waktu itu Anda sangat kurus, siapa sangka sekarang Anda menjadi seorang agen di... ah sebentar...”
Cassie berhenti sejenak, ia lalu memandang Gene.
“Dr. Gene Valenzuela?” tanyanya dengan mata mengerjap, “Peraih Nobel Fisika, ilmuwan yang mengkhususkan diri mempelajari perilaku gen, penulis ratusan buku tentang ilmu genetika, pembicara, dan... Anda pernah mengalami kecelakaan - bahkan koma - sewaktu remaja dan dirawat di RS Cormount?”