Mohon tunggu...
Ryan Maulana Husen
Ryan Maulana Husen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIDA Gontor

Lebih baik bersuara lewat goresan (ketikan) kata dari pada berbusa setiap saat tanpa makna.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Distorsi Dunia Maya

2 Januari 2025   19:10 Diperbarui: 2 Januari 2025   19:01 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com/736x/7d/66/f3/7d66f3025518314ada4a98dcf31f9b82.jpg

Binar mata menghiasi pagi

Mengelus pori dalam sunyi

Dibawah naungan bumantara

Suaramu hilang ke landasan cakrawala

Pikiran kita terdistorsi rasa curiga

Prasangka telah meracuni isi kepala

Penjelasan perlahan menjadi bias

Perhatian lambat laun hilang tandas

Niat baik dimatamu selalu salah

Diriku selalu mudah untuk mengalah

Jujur kukatakan, meninggalkanmu merupakan hal yang susah

Sejenak pisah hanya membuatku semakin resah

Kau terbaring menangis

Aku jatuh meringis

Risau rindu diriku kukatakan

Nyatanya dirimu pun tak bisa melupakan

Aku tahu kau pun butuh aku

Kita adalah korban bualan maya

Terhasut lara dusta

Satu rasa beda suara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun