Mohon tunggu...
Ryan Maulana Husen
Ryan Maulana Husen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIDA Gontor

Lebih baik bersuara lewat goresan (ketikan) kata dari pada berbusa setiap saat tanpa makna.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sarung Idaman

6 Januari 2022   08:00 Diperbarui: 6 Januari 2022   08:04 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pagi buta renjana terbangun

Mengeja syukur yang masih ranum

Penghabis waktu dari subuh hingga terbit rindu

Bersama awan peneduh kalbu


Di bawah naungan bumantara

Romansa melesat secepat kilat

Menempati ruang memori

Lewat bercak corak informasi


Bisakah diri ini memegang janji

Atas setiap elegi yang menguap pergi

Lewat untaian larik

Yang menurutmu menarik


Entahlah, akankah aku bisa

Menjadi pendampingmu selamanya

Saat sholat, saat membayar zakat

Bahkan saat menemani anakmu disunat


Saat detik pelaminan aku bisa menjadi jaminan

Meski pada akhirnya aku diacuhkan

Tergantikan oleh aku yang lain

Sang "Dia" dari rahim yang sama


Wadimor

Sarung Idaman


*05 Januari 2021*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun