Psikologi agama mencoba menguak bagaimana agama mempengaruhi perilaku manusia, tetapi corak pada setiap prilaku individu juga menggambarkan cara berfikir dan cara merasanya.
Seberapa besar psikologi mampu menguak keberagaman seseorang sangat bergantung kepada paradigma psikologi itu sendiri.
Bagi Freud (mazhab psikoanalisa) keberagaman merupakan bentuk gangguan kejiwaan, bagi mazhab behaviorisme, perilaku keberagaman tak lebih sekedar perilaku karena manusia tidak memiliki jiwa. Mazhab kognitif sudah mulai menghargai kemanusiaan, dan mazhab humanisme sudah memandang manusia sebagai makhluk yang mengerti akan makna hidup yang dengan itu menjadi dekat dengan pandangan agama.
Dibutuhkan paradigma baru atau mazhab baru psikologi untuk bisa memahami keberagaman manusia.
Keberagaman seseorang harus diteliti dengan the indigenous Psychology, yakni psikologi yang berbasis budaya masyarakat yang diteliti.
Untuk meneliti keberagaman orang Islam juga hanya mungkin jika menggunakan paradigma The Islamic Indigenous Psychology.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H