Kita semua unik. Betapa membosankan jika kita semua sama. Namun, kita memang memiliki kesamaan. Kita semua berkomunikasi dalam hidup sehari-hari. Kita dibentuk untuk berkomunikasi dan berinteraksi.
Meskipun demikan, beberapa orang benar-benar tidak menikmati aktivitas tersebut dan merasa tidak pandai melakukannya. Oleh karena itu, kita sering sengaja menghindari aktivitas tersebut.
Apa yang membuat seseorang tidak percaya diri berbicara dengan orang lain?
Ketika menanyakan pertanyaan di atas kepada teman atau lawan bicara, rata-rata mereka menjawab:
"Saya tidak bisa berkata apa-apa."
Saya tidak biasa mengomentari orang."
"Bicara saya gagap."
"Saya rasa orang tidak menyukai saya"
Ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa kita mendapatkan apa yang sedang kita fokuskan. Jadi, misalnya kita fokus pada sesuatu yang membuat kita cemas atau khawatir, maka kita merasa bahwa hal itu benar-benar terjadi. Selanjutnya kita akan merasa cemas dan khawatir.
Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah mengenali penyebab mengapa kita tidak percaya diri berbicara dengan orang lain dalam setiap situasi adalah "way of think".
Menurut Emma Sargent dan Tim Fearon dalam bukunya How You Can Talk to Anyone in Every Situation, selalu ada cara berpikir yang mampu mengubah pengalaman kita dan selalu ada strategi dan teknik, yang jika diterapkan, bisa menciptakan perbedaan besar bagi kemampuan kita untuk berhubungan dengan orang lain.
Perbedaan antara seseorang yang penuh percaya diri dan yang tidak salah satunya adalah tahu bagaimana berpikir.
Pikiran akan membentuk keyakinan selanjutnya dari keyakinan tersebut melahirkan perbuatan. Kita semua memiliki serangkaian keyakinan yang berfungsi sebagai penyaring bagi pengalaman kita dan ikut memengaruhi pikiran serta sepak terjang kita.
Orang yang penuh percaya diri dalam pergaulan memilki sejumlah keyakinan yang berbeda dengan orang yang kurang percaya diri saat menemui orang baru.
Kita memperhatikan informasi yang mendukung keyakinan kita dan mengesampingkan informasi yang tidak mendukung keyakinan kita.
Karena keyakinan kita berfungsi sebagai penyaring, maka pikiran kita pun ikut dipengaruhi olehnya.
"Ubahlah keyakinan yang tidak membantu dan kita akan sepenuhnya mampu mengubah pendekatan serta perasaan kita tentang situasi sosial."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H