Hai, apa kabar kalian? Semoga kalian baik-baik saja ya. Perkenalkan, saya Ryan. Saya adalah dokter gigi muda yang sedang menjalani masa magang, atau kerap disebut sebagai Koas. Saya baru saja lulus dari fakultas kedokteran gigi setahun yang lalu dan telah memperoleh gelar sarjana kedokteran gigi. Mungkin muncul beberapa pertanyaan didalam benak kalian berkaitan dengan program Koas ini, seperti, bagaimana kehidupan Koas kedokteran gigi? Apakah berbeda dengan Koas kedokteran umum? atau bahkan, Apa itu Koas? Oleh sebab itu, izinkan saya untuk bercerita serta memperkenalkan  para pemuda-pemudi yang dengan penuh semangat mengejar gelar profesi dokter gigi mereka, Koas.
Koas kedokteran gigi adalah fase pendidikan lanjutan bagi calon dokter muda untuk memenuhi kompetensi inti sebagai seorang dokter, dengan pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari kepada pasien hingga mendapat gelar resmi dokter gigi umum. Apakah pasien yang ditangani oleh para Koas ini aman? Jawabannya, tentu saja aman, karena seluruh perawatan yang dilakukan oleh Koas akan didampingi dan diawasi secara langsung oleh dokter spesialis. Para Koas kedokteran gigi umumnya bekerja, atau dapat disebut magang, di rumah sakit khusus pendidikan, yang merupakan tempat terselenggaranya pelayanan kesehatan gigi dan mulut beserta sarana pembelajaran, pendidikan dan penelitian.Â
Kehidupan sebagai Koas sangatlah menarik, khususnya Koas kedokteran gigi. Didalam menjalaninya, kami diwajibkan untuk memenuhi berbagai requirement atau persayaratan untuk dapat lulus. Umumnya, Koas kedokteran gigi akan mencari pasien yang sesuai dengan requirement untuk dapat memenuhinya. Beberapa contoh requirement yang dihadapi Koas kedokteran gigi adalah: Penambalan gigi berlubang; Pembuatan gigi palsu sebagian lepasan; Pembuatan gigi palsu penuh lepasan; Pembersihan karang gigi; Pencabutan gigi; Pembuatan alat ortodonti lepasan; dan Perawatan saluran akar gigi.Â
Berbagai keluh-kesa akan dihadapi oleh Koas kedokteran gigi. Terdapat tiga faktor utama yang menentukan suatu requirement dapat berjalan lancar atau tidak. Faktor itu diantaranya adalah Pasien, Dosen, dan Jadwal Kursi. Ada kalanya, kami memiliki jadwal yang baik serta dosen yang tepat waktu, namun pasiennya tidak dapat hadir. Adapun keadaan dimana pasien telah siap, dosen siap, namun kami tidak memiliki jadwal yang cocok. Dan ada juga kemungkinan dimana pasien dan jadwal telah sesuai, namun dosen berhalangan untuk hadir.Â
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, namun tetap harus dihadapi. Jika tidak dihadapi, maka seorang Koas kedokteran gigi tidak akan pernah lulus. Berbeda dengan Koas kedokteran umum yang dapat lulus berdasarkan time-based, Koas kedokteran gigi harus menyelesaikan semua praktek yang ditugaskan untuk dapat lulus. Hal inilah yang terkadang membuat Koas kedokteran gigi memerlukan waktu lulus yang lebih lama dibandingkan Koas kedokteran umum. Selain memenuhi persyaratan praktek, Koas kedokteran gigi juga perlu untuk lulus didalam berbagai ujian, baik ujian tertulis, lisan dan praktek.Â
Ujian tertulis merupakan ujian yang akan menilai kompetensi kognitif seorang Koas kedokteran gigi. Ujian lisan merupakan ujian yang akan menilai kemampuan seorang Koas dalam menjabarkan permasalahan, kasus, ataupun penyelesaiannya kepada penguji. Sedangkan ujian praktek merupakan ujian yang menilai kemampuan seorang Koas dalam menyampaikan semua ilmu yang dimiliki kepada pasiennya, dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien.
Saat menulis artikel ini, saya telah menjalani Koas kedokteran gigi selama 3 semester, atau setara dengan 1,5 tahun. Dan baru saja juga, laptop yang biasa saya gunakan mengalami kerusakan, sehingga seluruh data didalamnya hilang. Hal ini membuat saya harus mengulang beberapa persyaratan. Salah satu persyaratan yang cukup memakan waktu adalah syarat untuk mengikuti seminar online dengan bukti kehadiran berupa hasil screenchot.  Penyesalan memang selalu datang diakhir. Saya menyesal tidak melakukan back-up data ke hard drive ataupun melakukan pemindahan data ke google drive.Â
Namun, apa boleh buat. Nasi sudah menjadi bubur, dan tidak ada gunanya untuk merenungi kondisi ini. Saya pun harus mengikuti kembali seminar-seminar yang diperlukan, sebab bukti kehadiran yang dulu telah saya kumpulkan sudah hilang. Semoga pengalaman saya ini, bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua, khususnya kaum mahasiswa, dimana data adalah harta paling berharga dibandingkan apapun, dimana data perlu untuk selalu disimpan di tempat yang aman. Meskipun sedih, saya percaya akan  kalimat ini.Â
"Didalam sebuah film, suatu konflik atau permasalahan akan menjadikan film itu menarik. Begitu juga kehidupan. Dengan adanya permasalahan, tentunya hidup akan menjadi lebih menarik dan proses didalam menjalan serta memecahkan permasalahanlah yang membuat seorang individu berkembang."
Selama 3 semester ini, saya telah menghadapi berbagai macam pengalaman yang menarik, baik dari perspektif mahasiswa, pasien, ataupun dosen.Â
Dari sudut pandang mahasiswa, saya merasakan betapa rumitnya manajamen waktu, pekerjaan, emosional, dan manajamen manusia lain di masa-masa awal kehidupan Koas kedokteran gigi. Saya harus dapat mempersiapkan berbagai hal dalam waktu yang berdekatan, baik berkaitan dengan kasus pasien, peralatan yang dibutuhkan, materi pelajaran yang berkaitan, dan lain sebagainya. Namun pada akhirnya, hal ini akan menjadi "makanan sehari-hari" sehingga terbiasa. Ya, semua kebiasaan ini sekarang telah menjadi rutinitas yang mungkin akan terasa aneh jika tidak dilakukan.Â
Dari sudut pandang pasien, saya terkadang merasa tidak enak kepada pasien karena terdapat waktu menunggu yang cukup lama untuk pasien Koas kedokteran gigi didalam perawatannya. Hal ini dikarenakan, setiap langkah dalam perawatan yang dilakukan oleh seorang Koas kedokteran gigi, perlu diperiksa terlebih dahulu oleh dokter spesialis yang berjaga saat itu, sehingga diperlukan tambahan waktu didalam menunggu proses pemeriksaan itu.
Namun, hal ini telah menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus diikuti didalam perawatan oleh Koas kedokteran gigi. Tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi dari setiap tindakan yang dilakukan oleh Koas, apakah telah tepat atau belum, sehingga hal ini menjadi sesuatu yang sangat penting.Â
Dari sudut pandang dosen, saya dapat merasakan betapa sabarnya mereka dalam mengajar. Tentunya, dosen saya memiliki kesibukan masing-masing, namun ditengah kesibukannya, mereka tetap meluangkan waktunya untuk memeriksa pekerjaan kami agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berdampak fatal. Setiap dosen memiliki warnanya masing-masing. Ada yang baik bak malaikat. Ada yang galak dan killer. Ada juga yang suka melucu dan membuat suasana bekerja lebih menyenangkan. Ya, semua karakteristik dosen ini tidak berhenti saat sekolah SMP atau SMA saja, namun tetap ada didalam pengalaman Koas kedokteran gigi saya. Dan semua itu menyenangkan.Â
Itulah pengalaman saya sejauh ini didalam menjalani kehidupan Koas kedokteran gigi. Menurut saya pribadi, pengalaman selama Koas ini adalah pengalaman yang menarik dan saya sangat senang untuk mendokumentasikannya, baik didalam bentuk video dan blog seperti ini.
Bagi rekan-rekan yang ingin melihat beberapa konten video yang telah saya coba susun, silahkan klik link disini. Saya akan mengusahakan untuk berbagi pengalaman Koas saya didalam blog ini. Semoga apa yang saya tuliskan, dapat menambah wawasan rekan-rekan sekalian, serta dapat memberikan manfaat. Jika rekan-rekan senang dengan tulisan ini, silahkan memberikan komentar, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H