Nilai “Kasih” juga muncul pada salah satu ucapan Bung Tomo yang berbunyi “Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan”. Ungkapan yang menitikberatkan pada persatuan dengan kasih sebagai landasannya. Hal ini perlu terus digaungkan, terutama di masa sulit seperti saat ini. Saling bahu membahu antar suku, agama, ras dan antargolongan dalam membangkitkan Indonesia.
3. Persistensi adalah kunci kemerdekaan
“Merdeka atau mati!”. Itulah ungkapan Bung Tomo dalam membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan. Ungkapan yang menunjukkan persistensi yang tangguh dari semangat juang rakyat Indonesia. Film “Battle of Surabaya” tidak hanya menunjukkan perjuangan, tetapi juga kegigihan dan konsistensi usaha yang dilakukan oleh para pejuang hingga kita, anak cucunya, dapat menikmati kebebasan dan berdaulat.
Persistensi dalam menjaga kemerdekaan tidak berakhir sesaat setelah Proklamasi. Persistensi ini terus diperjuangkan dan diestafetkan dari generasi ke generasi. Bahkan hingga kini, saya, Anda dan kita semua sedang berjuang menjaga kemerdekaan. Tentunya, perjuangan setiap orang berbeda-beda, namun memiliki tujuan yang sama yakni menciptakan kesejahteraan bersama. Mari saling bergotong royong dalam membangun Negeri ini.
______
Itulah tiga nilai utama yang menurut saya pribadi sangat tercermin dari film “Battle of Surabaya”. Sekarang, kembali pada individu masing-masing. Perjuangan apa yang akan atau sedang saya dan Anda lakukan saat ini? Apakah perjuangan itu telah mencerminkan cita-cita serta tujuan kemerdekaan? Biarlah pertanyaan ini menjadi pesan bagi diri kita masing-masing untuk dapat terus berbenah dan berusaha menjadi lebih baik setiap saat. Sebagai catatan, menurut Undang-Undang Dasar 1945, tujuan dari kemerdekaan dan dibentuknya Negara Republik Indonesia adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.
Akhir kata, kemerdekaan bukanlah momentum untuk berhenti berjuang, melainkan untuk menggaungkan kembali semangat para pahlawan Negeri ini. Dirgahayu tanah airku, Republik Indonesia. Ibu Pertiwi akan kujaga sepanjang hayat hingga titik darah penghabisan. Merdeka atau mati!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H