Mohon tunggu...
Ryan Martin
Ryan Martin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kedokteran Gigi

Berbagi Pengalaman, Perasaan, Pemikiran dan Kisah

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman Berkuliah di Jurusan Kedokteran Gigi

1 Februari 2021   08:49 Diperbarui: 7 Februari 2021   22:26 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat secara pribadi oleh penulis, Ryan Martin

Hai, perkenalkan saya Ryan. Saya adalah seorang mahasiswa tahun keempat dari prodi Kedokteran Gigi di Universitas Padjadjaran. Selama kurang lebih 3 tahun mengenyam pendidikan di bidang ini, terdapat banyak pengalaman dan pembelajaran yang telah saya dapatkan. Saya juga merasa lebih matang untuk dapat mengerjakan profesi ini kedepannya. Namun, tentunya itu semua perlu proses dan tidak serta merta terjadi secara instan. 

Pada artikel yang berjudul "Pengalamanku Pilih Kampus" dan "Pengalamanku Saat Karantina", saya telah membagikan pengalaman mengenai alasan memilih jurusan ini. Namun, apakah kalian ingin mengetahui lebih dalam mengenai jurusan Kedokteran Gigi? Jika iya, izinkan saya berbagi pengalaman saya.

Banyak orang yang salah kaprah mengenai kesamaan prodi Kedokteran Umum dan Kedokteran Gigi yang nyatanya sangat berbeda jauh. Mungkin, memang ada beberapa kesamaan diantara mereka, seperti: sama-sama rumpun kesehatan, sama-sama memberikan pelayanan kepada masyarakat, sama-sama berhubungan dengan biologi dan sama-sama tidak mudah. Namun untuk proses pembelajarannya, kami mendapatkan eksposur yang berbeda. 

Kedokteran Gigi pada dasarnya merupakan ilmu yang lebih praktikal, dimana kami diajarkan mengenai cara membuat diagnosa terhadap suatu kasus penyakit gigi atau mulut, yang dilanjutkan dengan perawatan praktik, seperti membur gigi, menambal gigi, membuat gigi tiruan dan lain sebagainya. 

Sedangkan Kedokteran Umum menurut saya merupakan ilmu teoritis yang memerlukan pemahaman yang luar biasa mengenai seluruh organ dan tubuh manusia, sehingga memungkinkan seorang dokter untuk memberikan diagnosa, dengan cukup menggunakan alat bantu stetoskop. Berbeda dengan dokter umum, dokter gigi memerlukan banyak alat bantu untuk memenuhi tujuan perawatan pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua jurusan Kedokteran ini memiliki kesulitan masing-masing.

Materi utama yang diajarkan dalam jurusan Kedokteran Gigi, tentu saja berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut. Materi pembelajarannya meliputi alat-alat & bahan yang akan digunakan, cara berbicara kepada pasien, cara mengelola suatu klinik, cara kerja obat didalam tubuh manusia, teknik-teknik yang akan digunakan beserta indikasi & kontraindikasinya. Selain itu, kami juga mempelajari sedikit ilmu dari Kedokteran Umum, yang berkaitan dengan sistem pencernaan, sistem penapasan dan sistem organ lainnya. 

Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, gigi adalah organ pertama yang digunakan manusia untuk melakukan proses mastikasi terhadap nutrien yang masuk kedalam tubuh, sehingga segala dampak yang mungkin muncul perlu dipelajari. Hal yang menarik dalam proses pembelajaran di Kedokteran Gigi, menurut saya adalah praktikum. Dalam memberikan perawatan gigi dan mulut, terdapat banyak hal yang akan dipertimbangkan, dimulai dari kesesuaian fungsi, estetika, fonasi, keamanan hingga kenyamanan pasien. Pembelajaran praktikum akan mengasah hal-hal tersebut. 

Secara umum, terdapat 6 jenis praktikum yang menarik perhatian saya, diantaranya adalah praktikum ITMKG, operative dentistry, prosthodontia, orthodontia, pedodontia dan community dentistry. Saya akan membahasnya satu persatu secara ringkas. ITMKG sendiri merupakan singkatan dari Ilmu Teknologi dan Material Kedokteran Gigi. Pada praktikum ini, saya mempelajari berbagai sifat dari material yang sering digunakan di bidang Kedokteran Gigi dengan tujuan memberikan pendidikan kepada mahasiswa agar dapat menggunakan material Kedokteran Gigi dengan tepat. 

Kedua adalah operative dentistry, yang merupakan ilmu mengenai teknik perawatan Kedokteran Gigi. Bisa dikatakan, operative dentistry merupakan kunci pertama bagi semua mahasiswa Kedokteran Gigi untuk merasakan bagaimana memberikan perawatan yang sesungguhnya. Pada praktikum ini, saya diajarkan mengenai pemanfaatan material yang telah saya pahami dari ITMKG untuk diaplikasikan sesuai kasus, beserta teknik pengaplikasiannya yang sesuai indikasi pada gigi pasien. Ketiga adalah prosthodontia, yang merupakan ilmu mengenai cara membuat gigi tiruan. 

Praktikum ini akan memberikan paparan kepada mahasiswa dalam menangani kasus pasien yang tidak bergigi, dengan tujuan perawatan yakni mengembalikan fungsi serta estetika pasien. Hal ini serupa dengan tujuan praktikum keempat, yakni orthodontia. Hal yang membedakan adalah dalam orthodontia, pasien belum mengalami kehilangan gigi, namun memiliki kondisi gigi yang tidak rapi sehingga mengganggu fungsi mastikasi, estetik dan kenyamanan. 

Dalam praktikum orthodontia, saya mempelajari cara memanipulasi kawat hingga menjadi suatu sistem perawatan yang dapat mengembalikan fungsi serta estetika gigi. Praktikum kelima adalah pedodontia. Dalam praktikum ini, saya akan mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari dari praktikum sebelumnya, terhadap gigi anak-anak. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan yang cukup signifikan diantara gigi permanen dengan gigi susu, sehingga diperlukan pemahaman yang lebih dalam.  

Praktikum keenam adalah community dentistry. Seperti namanya, praktikum ini mempelajari mengenai komunitas serta instansi yang akan menjadi target perawatan para dokter gigi, yakni masyarakat. Hal-hal yang dipelajari dalam praktikum ini diantaranya adalah cara berbicara kepada pasien, cara mengelola klinik, undang-undang yang berlaku untuk dokter gigi dan lainnya. 

Berbicara mengenai prospek dari jurusan Kedokteran Gigi, jurusan ini masih sangat diperlukan, khususnya di Indonesia.  Melansir dari data Kementerian Kesehatan Indonesia melalui Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang dilakukan pada tahun 2018, dari 300.000 responden, 88.8% diantaranya mengalami penyakit gigi yang disebut sebagai karies. 

Bila anda ingin memahami lebih jauh mengenai karies, silahkan membaca artikel yang telah saya tulis dengan judul "Misi Rahasia Gerombolan Siberat". Melalui data tersebut, dapat disimpulkan bahwa perawatan gigi di Indonesia masih sangat diperlukan. Namun, berbanding terbalik dengan jumlah kasusnya yang sangat tinggi, jumlah dokter gigi di Indonesia masih sangat minim. 

Melansir dari JawaPos, menyatakan bahwa saat ini perbandingan antara dokter gigi dengan masyarakat adalah 1:9000, dimana angka normalnya adalah 1:7500. Hal ini dapat diartikan bahwa, normalnya, seorang dokter gigi hanya mampu menangani 7500 penduduk Indonesia. Namun saat ini, dikarenakan kurangnya tenaga dokter gigi, maka seorang dokter gigi diharuskan mampu menangani 9000 penduduk Indonesia. Hal ini dapat berdampak pada kualitas perawatan yang mungkin berkurang. Oleh sebab ini, dapat disimpulkan bahwa jurusan Kedokteran Gigi di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan.

Menurut saya, seluruh proses pembelajaran di jurusan ini sangatlah menarik. Segala ilmu yang dipelajari, akan dilatih dalam bentuk praktik juga. Terdapat satu kata mutiara yang terkenal diantara para mahasiswa kedokteran gigi, yakni "dokter gigi adalah gabungan dari dokter, seniman dan insinyur". 

Saya setuju dengan pernyataan itu, karena selain dituntut memiliki ilmu kedokteran gigi yang baik, seorang dokter gigi diwajibkan untuk dapat memberikan keindahan seperti seorang seniman dan perhitungan yang tepat seperti seorang insinyur. Sedikit tips dari saya bagi anda, siswa SMA yang tertarik untuk masuk ke jurusan Kedokteran Gigi. Jika anda berniat masuk ke jurusan ini, bulatkan tekad anda untuk memenuhi ketiga tanggungjawab pada kata mutiara diatas. 

Dan jika anda adalah seorang siswa SMA laki-laki yang belum terbiasa berinteraksi dengan perempuan, maka bersiaplah. Hal ini dikarenakan 90% mahasiswa Kedokteran Gigi, atau setidaknya di kampus saya seperti itu, adalah kaum Hawa. Bayangkan, dari 155 total mahasiswa di angkatan saya, hanya 15 diantaranya yang merupakan kaum Adam. 

Saya yang saat itu masih belum mengetahui mengenai hal ini, sangatlah terkejut. Ditambah saya berasal dari SMA homogen yang berisikan pria 100%. Meskipun awalnya sedikit canggung, namun semakin lama, saya semakin terbiasa. Mungkin sekian pengalaman yang dapat saya bagikan seputar jurusan Kedokteran Gigi. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun