Gajah memiliki sejumlah peranan penting dalam sejarah kehidupan manusia. Salah satu perannya yang menjadi catatan dalam sejarah adalah perannya sebagai algojo hukuman mati pada masa abad pertengahan di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Pada masa itu, hukuman mati dengan gajah atau yang dikenal dengan istilah Gunga Rao merupakan salah satu metode hukuman mati di Asia Selatan dan Tenggara, khususnya di negara India. Dalam praktiknya, gajah dimanfaatkan untuk menghancurkan, memotong-motong, atau menyiksa tawanan di hadapan publik.
Walaupun terkenal umum di kawasan Asia, praktik ini sempat diadopsi oleh kekuatan Barat, seperti Romawi Kuno dan Kartago, untuk menghukum para tentara yang berani memberontak. Selain tentara, warga sipil atau pelaku kejahatan tertentu juga bisa dihukum dengan cara ini. Kejahatan dapat berupa pencurian, penghindaran pajak, dan pemberontakan.
Pemilihan gajah menjadi algojo dalam praktik ini bukan tanpa alasan. Hewan bertubuh besar ini dianggap sebagai hewan yang cerdas dan mudah dilatih. Dalam praktik ini, gajah bisa dilatih untuk mengikuti perintah seperti mematahkan tubuh tawanan, menghancurkan tengkoraknya, dan membunuhnya secara perlahan.
Dalam pemberlakuannya, praktik Gunga Rao memiliki perbedaan di beberapa negara Asia. Dalam kisah seorang penjelajah Prancis bernama Franois Bernier, ia sempat menyaksikan eksekusi gajah di Delhi pada masa pemerintahan Mughal.Â
Di Delhi, gajah diperintahkan untuk mengeksekusi tawanan dengan cara mengiris-iris tubuh tawanan menggunakan pisau tajam yang dipasang di gading mereka. Selain India, negara Sri Lanka juga memberlakukan praktik ini dengan memasangkan benda tajam di gading gajah. Namun bukan untuk mengiris, gajah diperintahkan untuk langsung menikam tawanan hingga mati.
Selain Asia Selatan, beberapa negara di Asia Tenggara juga sempat melaksanakan praktik Gunga Rao. Di kerajaan Siam (Thailand), gajah melakukan tugasnya sebagai algojo dengan melemparkan tawanan ke udara terlebih dahulu sebelum akhirnya diremukkan sampai mati. Sementara di Vietnam, tawanan akan diikat di tiang terlebih dahulu, lalu gajah akan menyerbu dan menghancurkan mereka sampai mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H