Performance art hadir sebagai seni yang "hidup" karena tidak ada proses mimesis di dalamnya. Tidak ada aturan pemanggungan, pedoman-pedoman tertentu, juga batasan-batasan. Meski demikian, performance art tetap termasuk dalam seni.Â
Tentunya bukan karena semata-mata ada kata "art" di dalamnya, tapi juga karena sifat dari performance yang dimaksud. Performance (pertunjukan) juga bisa mengarah ke hal-hal yang bukan seni, misalnya performa dari mobil, motor, handphone dan sebagainya. Untuk itu, performer di dalam performance art tetap disebut "seniman" atau "artis".
Performance art yang kekinian sudah mengikut sertakan unsur-unsur seni yang lain. Termasuk di dalamnya memasukkan dialog, tarian, nyanyian dan musik. Karena "kemiripan" dengan opera atau teater musikal maka performance art terkadang sering dikaitkan dengan teater.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H