Performance art hadir sebagai seni yang "hidup" karena tidak ada proses mimesis di dalamnya. Tidak ada aturan pemanggungan, pedoman-pedoman tertentu, juga batasan-batasan. Meski demikian, performance art tetap termasuk dalam seni.Â
Tentunya bukan karena semata-mata ada kata "art" di dalamnya, tapi juga karena sifat dari performance yang dimaksud. Performance (pertunjukan) juga bisa mengarah ke hal-hal yang bukan seni, misalnya performa dari mobil, motor, handphone dan sebagainya. Untuk itu, performer di dalam performance art tetap disebut "seniman" atau "artis".