PANDEMI! Ya, satu kata yang seolah dapat mewakili tahun 2020 dan 2021 ini. Jalan-jalan yang lengan menggambarkan betapa banyak orang yang membatasi ruang gerak, melakukan kegiatan dirumah atau bahkan dirumahkan. Mungkin beberapa tahun terakhir menjadi ironi bagi sebagian orang, namun bagi Mas Ambon (begitu kami memanggil beliau, nama asli: Fahril) selalu ada hikmah disetiap cobaan.Â
Penggiat usaha dibidang hobist ini mendapat kenaikan omset selama masa pembatasan yang diberlakukan pemerintah. "Ibu-ibu pelihara tanaman, Bapak-bapak pelihara ikan atau burung karena nggak boleh kemana-mana" kata beliau. Ya, dalam masa pandemi ini pengunjung yang datang ke lapak beliau justru meningkat.
Pemuda kelahiran 1996 yang bekerja sebagai teknisi di salah satu pabrik di Surabaya ini mulai mencoba merawat, serta breeding ikan di akhir tahun 2020. Berlokasi di tempat tinggalnya Jl. Petemon No.91 Surabaya, berbekal pengalaman beliau perihal ternak ikan nila di kampung halaman memulai usahanya.
Bertetangga dengan beliau seolah menjadi berkah bagi kami, anak rantau yang menimba ilmu di kota pahlawan ini. Tak jarang beliau membawa seafood atau ikan bakar saat peliharaannya gugur. Haha tak jarang kami berharap terjadi pemadaman listrik agar kami bisa makan ikan di akhir bulan, jahatnya kami.Â
Pun ditempat beliau pula kami bisa "mengeksploitasi" usaha beliau sebagai pemuas ide-ide kami. Kami berkesempatan melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di tempat usaha beliau dan tulisan kami ini akan membahas mengenai hasil dari kegiatan KKN kami di PREDATOR AND EXOTIC FISH SURABAYA sebagai bentuk pengabdian kami kepada masyarakat.
"Yang penting airnya sehat, nanti ikan Tuhan yang akan besarkan"..ya itu yang beliau katakan, inti dari budidaya ikan hias adalah merawat air. Mendengar kata beliau otak kami seolah tersulut, apa yang bisa kami lakukan terhadap air dengan ilmu yang kami miliki? Kami mahasiswa fakultas teknik elektro semester akhir, dimana ide yang terlintas pertama kali adalah menyetrum ikan beliau hahaha!Â
Singkat cerita setelah beberapa putung rokok kami berdiskusi, didapatlah keputusan ide yang akan kami realisasikan adalah membuat suatu panel kontrol yang dapat memonitor parameter air dalam akuarium. (Selain permasalahan kabel kelistrikan akuarium beliau yang acak-acakan, yang kami tidak tulis disini)
Panel kontrol yang akan kami buat rencananya akan menggunakan sensor RTD (Resistance Temperature Detector) Platinum100 sebagai sensor inputan yang akan mengukur temperature air dalam akuarium, dan submersible heater sebagai output yang akan mempertahankan temperature air dalam akuarium.Â
Selain itu kami menambahkan beberap saklar dimana kemudian digunakan sebagai saklar perlengkapan akuarium lain seperti lampu, pompa filter, pompa udara, dan lain sebagainya.Â
Panel tersebut juga dilegkapi dengan rangkaian utama yang menggunakan arus DC dengan tegangan sebesar 12v, dengan akki sebagai penyimpanan tenaga cadangannya. Sehingga saat terjadi pemadaman, beban diharapkan dapat ditopang oleh tenaga cadangan dan nyala sistem kelistrikan akuarium dapat dipertahankan.
Setelah melewati beberapa ledakan komponen, dan sengatan listrik yang diterima. Jadilah satu unit kontrol panel yang dapat diaplikasikan sebagai pusat kedali paralatan kelistrikan akuarium.Â
Suhu air dalam akuarium dimonitor secara real-time oleh sensor dan suhu air dipertahankan sesuai dengan set-point (dalam hal ini 30 derajat celsius) yang sudah kita tentukan. Sistem kelistrikan menjadi lebih ringkas dan rapi, serta mempermudah akses untuk menghidupkan serta mematikan sistem perangkat pada akuarium.Â
Tentunya peralatan yang kami buat ini harus diuji terlebih dahulu mengenai life-time dan efisiensi manfaat terhadap biaya yang dikeluarkan. Namun demikian, pada intinya pada saat artikel ini ditulis peralatan yang kami bangun bekerja dengan baik dan dapat digunakan. Mas Ambon sahabat kami, sedikit banyak juga merasa terbantu akan kehadiran alat bantu yang kami bangun.
Untuk selanjutnya, selain dapat mempermudah pekerjaan dalam merawat ikan hias kami mengharapkan pengabdian kami kali ini juga dapat membuka peluang baru. Dimana kedepannya sistem automasi seperti perangkat yang kami bangun dapat dikembangkan dan dipasarkan secara lebih luas oleh pelaku usaha.
Demikian artikel yang kami buat. Kami berharap artikel yang kami tulis sedikit banyak sapat membantu maupun memberi ide baru khususnya kepada pelaku usaha untuk terus melakukan inovasi tiada henti. Salam
Surabaya, 20 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H