Mohon tunggu...
RYAN FEBIANTO
RYAN FEBIANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JAKARTA

Saya mahasiswa Universitas Muhamadiyah Jakarta Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Rahasia Komunikasi antara Orangtua dan Anak

16 Januari 2024   22:44 Diperbarui: 16 Januari 2024   22:50 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjadi pendengar aktif adalah keterampilan yang dapat dipelajari untuk mencapai tujuan komunikasi, yaitu agar pendengar dapat mendengar atau melihat apa yang disampaikan oleh pembicara. Unsur-unsur mendengarkan melibatkan proses mendengar, memperhatikan, memahami, dan mengingat. Mendengar diartikan sebagai proses fisiologis otomatis penerimaan rangsangan pendengaran, namun gangguan fisik pada alat pendengaran dapat menyulitkan proses ini.

Brook menyatakan bahwa frekuensi bicara manusia berkisar antara 125 hingga 8000 putaran per detik, yang merupakan wilayah kritis kemampuan pendengaran. Telinga manusia mampu mengatasi suara antara 55 hingga 85 desibel, dan kecepatan kata-kata pembicara dapat memengaruhi kemudahan pendengar dalam menangkap makna pesan. Perhatian selektif, di mana orang cenderung memusatkan perhatian pada satu suara daripada memecah perhatian ke suara lainnya, juga memainkan peran penting dalam mendengarkan.

Memahami merupakan proses pemberian makna pada kata yang didengar sesuai dengan makna yang dimaksud pengirim pesan. Ini melibatkan hubungan pesan dengan pengalaman di masa lalu. Dalam konteks ini, penting bagi pendengar untuk memahami dan memberikan makna pada pesan yang diterimanya.

PENUTUP

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan hal berikut:

  • Orang tua perlu memiliki komitmen yang tinggi dan konsisten dalam menerapkan nilai-nilai keluarga untuk membimbing anak mereka. Hal ini dapat dicapai dengan terus meningkatkan kredibilitas mereka melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam membimbing anak.
  • Penggunaan pesan verbal melibatkan penyampaian "pesan aku" (I-Message), penerapan solusi win-win, dan pesan dengan elemen humor. Orang tua juga disarankan untuk melatih kemampuan komunikasi nonverbal mereka, termasuk memberikan sentuhan penuh kasih sayang kepada anak, karena kasih sayang ini dapat menjadi kekuatan dalam penyesuaian diri bagi orang tua dan anak. 
  • Mendengarkan secara aktif oleh orang tua melibatkan mengulangi pemikiran anak dengan kata-kata mereka sendiri, menunjukkan pemahaman terhadap perasaan anak dengan memberinya kesempatan untuk melihat perasaannya secara lebih objektif, dan mengajukan pertanyaan untuk memastikan pemahaman orang tua terhadap pikiran dan perasaan anak serta mendapatkan informasi tambahan.

DAFTAR PUSTAKA

Ratnasari, A. (2007). Komunikasi Harmonis Orang Tua dengan Anak. Mediator: Jurnal Komunikasi, 8(2), 345--352. https://doi.org/10.29313/mediator.v8i2.1247

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun