Mohon tunggu...
Ryandira Bagus Rahardjo
Ryandira Bagus Rahardjo Mohon Tunggu... Seniman - Gente

Film and Art analytics and reviews

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Laskar Pelangi" Setelah 13 Tahun

11 Januari 2021   20:27 Diperbarui: 11 Januari 2021   20:53 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingat dimana saya menonton teater pertama kalinya di Taman Ismail Marzuki yaitu Teater Laskar Pelangi yang dilaksanakan pada 17 Desember 2010 sampai 9 Januari 2011, penepatan tanggal dimana saya menghadiri teater tersebut pun tidak bisa saya ingat (mungkin karena saya terlalu kecil) tapi yang saya ingat adalah bagaimana sebuah teater tidak kalah saing dengan film tersebut, lagi-lagi composer yang mendampingi juga bukan sembarang orang melainkan Erwin Gutawa yang menjadi composer teater tersebut. 

Ya, Laskar pelangi selalu membawa keindahan dalam segi musik, siapa manusia di indonesia yang tidak tahu lagu Laskar pelangi yang dibawakan Nidji pada kala itu, sampai sekarang pun lagu tersebut masih menjadi lagu nostalgia bagi anak-anak muda jaman sekarang. Dari banyaknya musisi yang ambil alih mulai dari Sherina Munaf, Gugun Blues Shelter, bahkan Netral, menurut saya tidak ada yang bisa menandingi lagu "Sahabat Kecil" karya dari Ipang Lazuardi, komposisi yang simpel namun menggugah hati.


Dalam segi penilaian serta mengkritisi film tentu pastinya ada hal yang menjadi oposisi dari sekian banyak pujian yang terlontarkan, saya sendiri menyayangkan bahwa film ini menjadi berbagai macam sinetron yang bermunculan membuat sinematik film tersebut berkurang dan tidak menghadirkan esensi yang sama. Namun dari segi film Laskar Pelangi pun sendiri saya tidak bisa mengomentari hal-hal yang menurut saya kurang ataupun tidak layak ditayangkan karena menurut saya ini merupakan salah satu film Indonesia terbaik yang pernah saya saksikan dan tentunya secara pribadi saya memiliki momen nostalgia dan atmosfer yang bisa dikatakan "bias" jika menilai film ini. 

Tidak bisa dipungkiri Laskar Pelangi merupakan salah satu film terbaik di sejarah perfilman indonesia, dari segi artistik sampai ke segi komersial pun bisa dibilang sungguh menghuni dan kesuksesannya pun diakui di manca negara pula. Saya secara personal sangat merekomendasi film ini terutama di waktu liburan seperti ini tidak ada alasan untuk tidak bisa menonton film ini bersama keluarga dirumah masing-masing dikarenakan Laskar pelangi pun dapat disaksikan di platform macam Netflix.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun