Meskipun Sukuk dianggap sebagai instrumen investasi berbasis syariah yang aman dan menguntungkan, namun tidak sepenuhnya bebas risiko. Bahkan, ada kasus di mana masalah muncul dengan investasi sukuk yang harus ditangani secara serius. Di Bizhare, terdapat tim khusus yang menangani kasus serius serupa. Nah bagaimana cara memitigasinya? Berikut penjelasannya!
Sekilas Tentang Sukuk
Secara garis besar, sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang yang dikeluarkan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Produk investasi ini ditawarkan oleh Pemerintah kepada masyarakat sebagai instrumen yang aman, mudah, terjangkau, dan menguntungkan.
Menurut UU 19 Tahun 2008, sukuk adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), baik dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai sukuk beserta dengan kelebihan yang dimilikinya, silakan membaca artikel di bawah ini.
Baca Juga: Apa itu Sukuk: Pengertian, Jenis, dan Cara Membelinya
Risiko Sukuk yang Jarang Dipahami
Meskipun menawarkan berbagai keuntungan, sukuk juga memiliki risiko, di mana semuanya harus dipahami calon investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Berikut ulasan lengkapnya!
Tidak Mendapat Keuntungan
Sukuk adalah obligasi syariah yang memberikan imbal hasil kepada investor sesuai dengan prinsip syariah. Namun, terkadang investor tidak mendapatkan keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut.
Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti turunnya harga sukuk di pasar sekunder. Tak hanya itu, risiko terjadi karena penerbit sukuk tidak dapat membayar imbal hasil yang dijanjikan.
Untuk menghindari risiko ini, investor perlu melakukan riset yang cermat sebelum berinvestasi di sukuk. Mereka perlu memahami kondisi keuangan penerbit sukuk, kualitas aset yang menjadi jaminan, dan prospek bisnis penerbit sukuk.
Selain itu, investor juga harus mempertimbangkan kembali profil risiko mereka. Mereka juga harus menyesuaikan portofolio sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko.