Mohon tunggu...
Ryan Andika
Ryan Andika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Undergraduate students at Brawijaya University majoring in Economics, Finance and Banking. Hardworking college student whose looking forward to making a positive impact on society by using the knowledge and expertise while at the same time satisfy the urge to do something meaningful. I’m passionate in economic research, risk management and financial management. Have a personality those are eager to learn, adaptive, independent, self-motivated, and team-player.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pengaruh Ekosistem Digital terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

19 Desember 2023   22:20 Diperbarui: 19 Desember 2023   22:40 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Berdasarkan jenisnya ekosistem digital terbagi kedalam tiga jenis utama, yaitu : (i) ekosistem digitizer; (ii) ekosistem platform; dan (iii) ekosistem super platform (creator, 2021). Ekosistem digitizer merupakan ekosistem digital yang focus digitalisasi produknya terwujud dengan adanya bantuan mitra bisnis dan biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki kemampuan digital terbatas. Ekosistem jenis ini umunya menggabbungkan 20-100 mitra yang ada di lima industri berbeda, contohnya adalah industry otomotif. Ekosistem platform merupakan ekosistem yang berfokus pada penghubungan antara konsumen dengan perangkat ;intar terintergrasi pada suatu platform. Umumnya memiliki 50 hingga 10 juta mitra di maksimal lima industry dan biasanya digunakan oleh startup. Sedangkan, ekosistem super platform merupakan yang paling kompleks, dikarenakan menggabungkan beberapa platform kedalam satu layanan terintegrasi. Biasanya memiliki sekurang-kurangnya 10 juta mitra di 10 jenis industry, contohnya adalah asisten virtual. 

             Sejalan dengan adanya pertumbuhan dalam dunia usaha dari tahun ke tahun, tentunya akan menyebabkan keuntungan maupun kerugian bagi suatu perusahaan. Perusahaan yang terus melakukan inovasi dan pembaharuan akan tetap bisa bertahan di era gempuran dunia usaha yang ada, sedangkan perusahaan yang tetap menjalankan model bisnisnya secara tradisional perlahan-lahan akan mengalami kerugian hingga dapat menutup perusahaannya akibat kerugian yang melampaui batas wajarnya. Atas dasar tersebut, di era ini kita telah mengetahui banyak istilah-istilah baru dalam dunia usaha, seperti istilah terhadap perusahaan rintisan baru yang umumnya berbasis teknologi yang dikenal dengan istilah startup. Startup saat ini juga dikelompokkan kedalam 3 kategori utama, yaitu : unicorn, decacorn dan hectatorn. Startup unicorn adalah startup yang memiliki nilai korporasi lebih dari USD 1 miliar, decacorn adalah startup yang memiliki nilai valuasi mencapai USD 10 miliar, dan hectacorn adalah perusahaan startup besar dengan valuasi lebih dari USD 100 miliar . 

            Berdasarkan pengertian menurut Yevgeniy Brikman (2015), startup digital merupakan sekumpulan individu yang membentuk organisasi sebagai perusahaan rintisan yang menghasilkan produk dalam bidang teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi internet di zaman yang serba digital, startup dituntut untuk siap memasuki pasar bebas dalam internet yang mampu menjangkau seluruh konsumen dalam memperluas pangsa pasar dengan melakukan ekspansi pasar secara besar-besaran (Andhini, 2017).

Manfaat Ekosistem Digital dalam Dunia Bisnis

            Dikarenakan memiliki pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat di suatu negara, tentunya ekosistem digital juga memiliki manfaat dan tujuan yang menyebakan banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menciptakan dan mengembangkan ekosistem digital perusahaanya. Hal ini, bukan hanya berkaitan dengan mengikuti perkembangan teknologi, tetapi jika dilihat dari sisi finansial perusahaan, hal ini juga memiliki dampak positif bagi perusahaan tersebut. Berikut ini adalah beberapa manfaat dan tujuan ekosistem digital, antara lain :

  • Efisiensi Biaya dan Efektifitas Proses Bisnis
  • Dengan adanya ekosistem digital setiap proses kerja yang dilakukan dalam dunia bisnis, khususnya pencatatan administrasi dan penjualan telah terhubung kedalam satu sistem yang terintegrasi  dan transparan. Selain itu dengan adanya ekosistem digital juga akan memudahkan dalam hal penjualan dan pemasaran produk dikarenakan setiap konsumen dapat melakukan pembelian tanpa perlu datang secara langsung ketempat produsen, sehingga akan mengefisiensikan biaya pemasaran dan juga tenaga kerja yang digunakan.
  • Percepatan Adaptasi Teknologi Baru
  • Dikarenakan semakin masifnya perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, khususnya dalam dunia biasnis mengharuskan para pelaku ekonomi untuk dapat bertransformasi menjadi digital, baik yang memiliki peran sebagai produsen maupun konsumen. Dengan adanya ekosistem digital yang hadir untuk semua kalangan, diharpkan dapat memudahkan semua pihak untu mempelajarai setiap penjelasan terkait teknologi baru yang muncul. Teknologi baru yang terasa rumit akan dapat dimudahkan dengan pemahaman serta penjelasan dari berbagai pihak (Mengenal Lebih Mendalam Tentang Ekosistem Digital, 2022).
  • Peluang Sumber Pendapatan Baru
  • Besarnya pengaruh ekosistem digital juga dapat digunakan sebagian pihak sebagai sumber pendapatan baru yang sangat berpontensi besar. Hal tersebut dapat terjadi karena ekosistem digital merupakan suatu sistem yang mana semua pihak dapat terintegrasi anatar satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, saat ini kita telah megenal sistem penjualan online yang dianggap cepat, praktis dan membutuhkan biaya yang rendah. Sehingga, hal tersebut dapat memudahkan sebagian kalangan untuk melakukan transakasi jual-beli secara tidak langsung dengan segala keterbatasan yang ada.

 

Implementasi & Perkembangan Ekosistem Digital di Indonesia

            Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Google dan Tamasek pada tahun 2018, menyebutkan bahwa salah satu hal yang mendukung perkembangan ekosistem digital di Indonesia dapat dianggap besar, dikarenakan jumlah penggunaan internet di Indonesia yang cukup besar. Pada tahun 2017 ekonomi digital terbukti memiliki kontribusi yang positif pada PDB Indoneia yang mencapai 7,3 persen, padahal pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada periode tersebut hanya mencapai titik 5,1 persen. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwasanya ekosistem digital memiliki prospek yang cukup baik, karena pertumbuhannya lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu, berdasarkan prediksi lembaga riset MCKinsey & Company pada tahun 2022 potensi ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai USD 65 miliar bila ekosistem digital dioptimalkan secara penuh. Kemudian, berdasarkan data World Market Monitor, ekonomi digital diproyeksikan menyumbang USD 155 miliar atau 9,5 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2025. Sumbangan tersebut, terdiri atas peningkatan lapangan pekerjaan baru senilai 35 miliar dollar AS atau 2,1 persen PDB serta mendorong produktivitas 120 miliar dollar AS atau 7,4 persen PDB (Eddy Cahyono Sugiarto, 2019). Berdasarkan data tersebut Indonesia memiliki nilai ekosistem digital tertinggi di ASEAN, hal ini tentunya juga didorong oleh ambisi pemerintah untuk dapat mendigitalisasi 30 juta UMKM pada tahun 2024.

            Pada saat ini terdapat 4 sektor industry yang memiliki peluang dan potensi yang besar dalam ekosistem digital. Adapun 4 sektor potensial tersebut adalah : sektor finansial; sektor kebudayaan, pariwasata dan ekonomi kreatif; sektor pertanian; serta sektor agrologistik (Latifah, 2019). Dalam hal sektor finansial tentunya kita dapat melihat banyaknya implementasi ekosistem digital di tanah air, khususnya dalam sistem pembayaran dan perbankan nasional. Saat ini, Indonesia telah dianggap memasuki masa cashless society dan digital banking, sehingga sekarang banyak aplikasi finansial maupun perbankan secara digital. Dalam sektor kebudayaan, pariwisata dan ekonomi kreatif telah banyak aplikasi atau digital platform yang memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata Indonesia baik kepada wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara, seperti : Traveloka, Tiket.com, Pegi-pegi, maupun aplikasi lainnya. Selain itu aplikasi e-commerce juga memiliki peran dalam menjual produk-produk kebudayaan lokal Indonesia. Dalam sektor pertanian, penggunaan Internet of Things (IoT) dan robotic system dapat mewujudkan agriculture 4.0, yang diprediksi akan menefektifkan proses interaksi anatara produsen dengan konsumen. Selain itu, agriculture 4.0 juga dapat meningkatkan produktivitas dan nilai usaha di bidang pertanian dalam artian luas (pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan) (Kumala, 2022).  Sektor agrologistik juga memiliki pengaruh yang besar kepada sektor pertanian, dikarenakan diperlukan sistem distribusi logistic hasil pertanian yang baik untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Oleh sebab itu, dalam sektor agrologistik telah mengembangkan teknologi terintegrasi, seperti : automobile atau drone, GPS tracking, dan unmanned technology.

            Dikarenakan perkembangan ekosistem digital yang sangat cepat dan dampak yang diberikan cukup besar terhadap tatanan masyarakat, serta ditambah dengan adanya pandemic Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020. Sehingga, di Indonesai saat ini sedang mengalami masa disrupsi ekonomi, karena adanya perubahan yang ultranormal atau tidak normal, dan memang dunia saat ini sedang mencari normal yang baru. Oleh sebab itu, di masa ini merupakan kesempatan yang baik bagi para pelkau usaha untuk mendirikan dan mengembangkan startup yang dimilikinya, sehingga diperlukan incubator dan akselerator dalam jumlah yang besar saat ini. Berdasarkan pernyataan Mentri BUMN RI, Erick Thohir saat ini Indonesai telah mengalami dua kali digital disruption wave (Maulandy Rizky Bayu Kencana, 2022). First wave of digital disruption hanya terjadi di tiga sektor utama, yaitu : transportation, food & beverages, dan retail. Akan tetapi, second wave of digital disruption bersifat lebih complex karena terdiri dari sektor-sektor yang esensial, seperti : Health yang akhirnya dikenal dengan Healthtech, Finanance yang akhirnya dikenal dengan Fintech, Education menjadi Edutech hingga Mediatech. Oleh sebab itu, dengan adanya disrupsi digital ini, maka akan memformat ulang industry dan ekonomi.

Peran Ekosistem Digital terhadap Perekonomian Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun