Mohon tunggu...
Ryan Agusta Wiratma
Ryan Agusta Wiratma Mohon Tunggu... Akuntan - Fresh Graduate

Saya pernah memiliki hobi komputer sejak duduk di Sekolah Dasar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serial Cerita "Individu Autis Kuliah di Perguruan Tinggi", Seri-2: Suka Duka Pengalaman Kuliah

15 April 2023   14:01 Diperbarui: 22 April 2023   16:28 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sempat sakit lagi karena demam pada saat ujian akhir semester genap, terutama Bu Trisna Mulyeni mengajar Perkembangan Peserta Didik dikasih soal uraian, dan Bu Indina mengajar Perspektif Pendidikan Anak Berbakat memberi soal uraian. Dan juga Pak Ade Suryanda mengajar Ilmu Alamiah Dasar memberikan soal pilihan ganda dan uraian. Begitu juga dengan Ibu Prof. Martini Jamaris mengajar Perspektif Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar yang mendapat nilai D. Waktu selesai ujian akhir semester genap Neuro Science yang diajarkan Pak Ishak Gerald Bachtiar, kami berdua bertemu Sandiaga Uno yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta sampai viral di Instagram @sandiuno pada saat yang bersamaan. Sebelum lanjut ke semester ketiga, saya dapat undangan KJMU dari P4OP dalam rangka pengambilan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul.



Saat semester ketiga, saya juga membuat jadwal di KRS seperti semester lalu dan berlanjut sampai semester akhir. Begitu juga dengan kembaran saya. Saat mau fotokopi UKT di selasar Gedung G Kampus A UNJ, saya menemukan mahasiswa yang berbicara "a****g lu  g****k!" yaitu wajah yang mirip Fajri Hamdani dari Sigma TV UNJ angkatan 16 tahun 2014. Saat kuliah dimulai, saya dan kembaran saya disarankan terapi di RSCM di poli saraf untuk terapi fungsi luhur agar membenarkan fungsi otak. Untuk menentukan jadwal di KRS agar sama seperti kembaran saya karena ada jadwal terapi kognitif setiap Senin. Pas mengganti jadwal KRS hari Senin, saya sempat ketemu wajah yang mirip Julius Napiun dari Fakultas Ilmu Olahraga Angkatan 2017 yaitu mahasiswa dari Bimbingan Konseling 2018.

Saat awal terapi kognitif pas kuliah, saya sama kembaran saya menemukan orang yang berbicara tak pantas di sebelah ruang Sigma TV UNJ. Begitu juga di kantin Blok M pernah ada yang wajahnya mirip Ardi dari Bimbingan Konseling 2017 yang berbicara tak pantas. Saya sempat kehilangan ponsel pintar di RSCM saat hendak mendaftar di Admisi Rawat Jalan dan sempat emosi dan dianggap kecanduan gawai oleh Dokter Adre Mayza. Saya sempat melihat kembaran saya melihat plafon saat ujian tengah semester berlangsung. Bu Indina selaku dosen mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran berkata "dia maunya sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur)".

Saya sama kembaran saya sempat bertemu Helmy Yahya yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Utama LPP TVRI di Gedung DPD RI untuk membuat pertanyaan maut tentang "TVRI Kurang Inovatif", yaitu selain cerita tentang pengalaman di Triwarsana, bagaimana cara Helmy Yahya agar TVRI bisa berjaya lagi. Karena ada yang mengkritik dari internet soal TVRI monoton, jadul, kurang inovatif, SDM tua, dijauhi anak muda, korupsi, rebranding hingga wacana bergabung dengan LPP RRI dan mempersoalkan tentang TV Digital yang belum kelar. Jawaban Helmy Yahya adalah seingat saya yaitu untuk penggabungan TVRI dengan RRI silahkan tanyakan ke DPR RI dan untuk soal TV Digital baru sampai mau disahkan dan baru dilaksanakan bersamaan dengan Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan serta agar generasi muda mau bergabung dengan TVRI. Kemudian diajak foto sama Helmy Yahya dan posting di Instagram.

Pada saat ujian akhir semester, nilainya bagus semua dan tidak ada yang mengulang. Terutama saat ujian Pengembangan Bakat dan Kreatifitas dikasih tugas membuat pentas seni oleh Ibu Indina Tarjiah. Sedangkan untuk praktik mata kuliah orientasi dan mobilitas bersama Pak Marja di Depsos Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat. Saat libur kuliah, kami berdua sempat sakit DBD sampai dirawat di Rumah Sakit Harum, Jakarta Timur.



Pada semester keempat, saya diminta Zidane dan dosen lainnya untuk tidak selalu satu kelas sama kembaran saya karena disesuaikan dengan kelas. Sedangkan untuk jadwal terapi kognitif di RSCM pada hari Rabu dan PPTK diambil jam 11:30 WIB berdasarkan kesepakatan teman-teman. Sebenarnya kami mengambil jam 08:00 WIB dengan ibu Neni, karena keterbatasan tempat maka terapi kognitif di RSCM diambil lebih pagi, pada saat Ramadan sempat berhenti untuk sementara waktu. Pada saat yang bersamaan, kami berdua tidak diizinkan orang tua untuk ikut Sigma TV UNJ lagi karena waktu kuliah lebih diutamakan dan kesibukan memgikuti kegiatan di KMK SF UNJ meskipun tidak ditunjuk jadi pengurus.

Saat awal semester empat, saya ketemu mahasiswa yang berbicara selamat pagi padahal siang hari, lalu saya pukul dan ludahi. Pelakunya adalah Muhammad Albi(Alumni SMA Negeri 59 Jakarta Timur dari Fakultas Bahasa dan Seni 2017). Saat semester ini juga, saya pernah meludahi orang yang berbicara kasar lalu diikat sama Kak Cia dari Fakultas Teknik 2015. Saya sempat bertemu dengan mahasiswa yang wajahnya mirip Armand Maulana yang mengucapkan selamat pagi, padahal sudah siang dan saya tidak jadi foto karena sudah lari.

Saya sempat mengajak kembaran saya dan Puji Wahyuni dan Mira Hafilah dari Pendidikan Khusus UNJ 2017 mencoba untuk berwirausaha namun belum mau membantu saya dan kembaran saya dalam berwirausaha dan bukan bermaksud menjauhi teman. Usaha yang saya buat adalah makanan dan minuman yang dibutuhkan seperti minuman dengan topping puding atau agar-agar seingat saya, namun belum kunjung berhasil karena ide yang saya buat belum benar karena hal yang sudah saya sebutkan.

Pas Ramadan 1440H, saya dan kembaran saya diajak teman saya bernama Puji Wahyuni untuk bertemu dengan teman-teman dari Seni Tari angkatan 2017 yang dosennya Ibu Neni. Tujuannya untuk mengenalkan autis dan disabilitas lainnya lebih mendalam. Sebelumnya, saya sempat memukul orang karena ada yang berkata tak pantas yaitu “a****g lu g****k” namun saya salah sasaran, tempatnya di gedung . Saya juga bertemu Titah dari Seni Tari 2017 yang mirip teman saya bernama Brigita Wahyu Yuliarti dari Akuntansi 2017 yang pernah satu sekolah sama saya di SMA Negeri 44 Jakarta Timur dan Rahmat dari Seni Tari 2017 yang pernah satu kelas Pendidikan Pancasila di Gedung Kartini Kampus A UNJ.

Saya juga pernah ketemu mahasiswa dengan wajah yang mirip Komo Ricky yang pernah membawakan acara "Katakan Putus" Trans TV di Kantin Blok M Kampus A UNJ hingga menegur orang yang berbicara tak pantas, pelakunya adalah mahasiswa dengan wajah yang mirip dengan Dimas Dwi Kurniawan dari SLB-C Karya Bhakti Purworejo. Pada saat ujian akhir semester, saya juga belajar meskipun ada kesulitan di mata kuliah Pembelajaran untuk Anak Berkesulitan Belajar Pra Akademik. Pada selesai ujian akhir semester, saya sempat dapat nilai E dari dosen Prof Martini Jamaris yang mengajar mata kuliah Pembelajaran untuk Anak Berkesulitan Belajar Pra Akademik, sedangkan  kembaran saya dengan dosen Ibu Leliana Lianty mendapat nilai B. Seusai terapi fungsi luhur, saya sama kembaran saya disarankan terapi konseling dan perilaku di Poli Psikatri RSCM sejak berakhirnya masa terapi kognitif di Poli Saraf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun