Mohon tunggu...
Ryan Agusta Wiratma
Ryan Agusta Wiratma Mohon Tunggu... Akuntan - Fresh Graduate

Saya pernah memiliki hobi komputer sejak duduk di Sekolah Dasar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serial Cerita "Individu Autis Kuliah di Perguruan Tinggi", Seri-1: Senangnya Diterima di Perguruan Tinggi Negeri

13 April 2023   17:28 Diperbarui: 15 April 2023   13:33 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat orientasi kampus yaitu pengenalan pertama di lingkungan kampus yang diselenggarakan oleh kakak tingkat di UNJ, saya menyampaikan bahwa saya penyandang autis dan mendapat banyak perhatian teman-teman saat orientasi berlangsung. 

Saya sempat bertemu teman baru di kampus UNJ, terutama saat berkumpul upacara pembukaan di lapangan Kampus B UNJ. Saya sangat sensitif terhadap omongan kasar saat mulai kuliah di kampus, terutama teman di SMA Negeri 44 Jakarta maupun SMA Negeri 59 Jakarta Timur. 

Selain itu, saya juga mendapat materi tentang pengenalan akademik yaitu masa terhadap pengenalan terhadap lingkungan kampus, namun masih sama dengan mahasiswa umum. 

Pada saat jam istirahat salat, saya diajak sama panitia yang beragama kristen dan katolik untuk mengobrol tentang masa pengenalan akademik. Pada saat berakhirnya masa pengenalan akademik, maka ada pengenalan dan penampilan dari organisasi (Ormawa dan Opmawa) yang ada di UNJ. Tidak lupa juga selama masa pengenalan akademik, tidak diperkenankan main ponsel.

Saat persiapan masuk kuliah, saya juga membuat jadwal kartu rencana studi (KRS) untuk menentukan jadwal studi di kampus. Saat penetapan jadwal kuliah oleh saya sendiri, saya bertemu dosen pembimbing yang sudah ditentukan oleh program studi Pendidikan Luar Biasa UNJ yaitu Ibu Murni Winarsih. 

Saat minggu pertama kuliah, saya mulai mengenal materi yang disiapkan oleh dosen. Kemudian di minggu kedua kuliah, saya bisa mengubah jadwal kuliah saya melalui kartu rencana studi melalui Siakad agar sesuai dengan jadwal kelas di prodi Pendidikan Luar Biasa, namun untuk program mata kuliah umum dan mata kuliah dalam kampus (di Gedung Kartini dan/atau Sartika Kampus A UNJ) bebas memilih kelas. Saat itu juga, saya ketemu wajah yang mirip Ali Rahman dari Sigma TV UNJ yang mencucapkan selamat malam pada pagi hari. 

Selain itu, saya bersama kembaran saya juga memilih organisasi Sigma TV UNJ sebagai minat kami di bidang videografi dan sinematografi di Gedung G Kampus A UNJ. Saat saya mengikuti program organisasi Sigma TV UNJ, saya juga terlibat membuat film di sana. 

Setelah membuat film, saya tetap mengikuti Orientasi Anggota Baru Sigma TV UNJ. Begitu juga dengan saya mengikuti temu akrab Keluarga Mahasiswa Katolik Sacra Familia (KMK SF) UNJ dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Program Studi (PKMP) Pendidikan Luar Biasa UNJ. Saya sempat sakit demam setelah ikut PKMP di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Saya bersama teman-teman juga mengikuti observasi di SLB A Negeri Cimahi, Jawa Barat. Saya mengikuti program studi dengan baik di kampus, padahal ada yang mengganggu saya di luar kelas.

Saya pernah tantrum gara-gara ada yang berbicara yang tidak benar seperti mengucapkan selamat malam pada pagi hari. Lalu saya sempat menyerangnya sampai kesurupan dan dipanggil teman yang di sekitar kelas, terutama Ezra (yang mirip Gede Satria dari iNews TV) dari Psikologi 2017. Pelakunya adalah kakak tingkat mahasiswa yang pernah sekolah di SMA Negeri 44 Jakarta Timur yang kenal saya dari Fakultas Teknik, kemudian ada yang dari program studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan. Begitu juga pada saat 1 bulan menjelang ujian akhir semester ganjil, saya pernah digituin sampai kesal hingga meludah dan menggigit.

Saat ujian akhir semester saya juga mendapat tugas yang dapat menyesuaikan dengan mata kuliah yang ditentukan. Terutama tugas perspektif pendidikan anak dengan gangguan pendengaran oleh Ibu Murni Winarsih yang harus mengikuti seminar tuna rungu. Begitu juga dengan perspektif pendidikan anak dengan gangguan pengelihatan oleh Pak Asep Supena yang menugaskan mengarang anak tunanetra. Begitu juga dengan tugas pendidikan agama katolik yang dilaksanakan secara daring. Saya juga diajak kak Falah Fadlia (yang suaranya mirip dengan teman di SMP Bruderan Purworejo bernama Merissa Juliet Taslim) membuat grup yang terdiri kak Falah, saya dan kembaran saya untuk berbagi tentang inklusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun