Mohon tunggu...
Ryan Agatha Nanda Widiiswa
Ryan Agatha Nanda Widiiswa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Amatiran yang hanya bisa Mengkritisi tanpa Solusi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamat Hari Buruh dan Momentumnya

1 Mei 2014   15:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1398905840178305956

Belum hilang dari ingatan saya bagaimana seorang Marsinah, buruh perempuan yang harus terenggut nyawanya karena meminta upah yang lebih layak. Belum juga hilang dari ingatan saya bagaimana keluarga pekerja kasar di daerah tambang “batu bara terbesar ketiga di dunia” yang menanggung dampak dari limbah udara batu bara tanpa ada pemberian fasilitas pengobatan dari pihak perusahaan tambang. Dan belum hilang juga dari ingatan saya bagaimana buruh di sebuah pabrik “milik asing” di kawasan industry dilarang untuk berserikat, apabila mereka nekat untuk mendirikan serikat maka ancamannya adalah pemecatan. Tentu masih banyak problematika yang dihadapi oleh kaum pekerja di Indonesia terutama tentang outsourcing dan keadilan upah. Mungkin dengan semua problematika yang masih menghantui kaum pekerja, banyak elemen yang menilai buruh tidak punya peranan apa apa dalam mengarahkan masa depan politik sebuah Negara. Mungkin bisa dikatakan saya tidak setuju dengan argumen ini, bagaimana jika kita liat dari dominasi grup “ Aliansi Progresif Sosialis dan Demokrat” di parlemen eropa sejak tahun 1979 hingga sekarang. Grup “ Aliansi Progresif Sosialis dan Demokrat “ selalu mendudukin dua besar dalam susunan parlemen di Eropa. Mungkin beberapa dari yang membaca artikel ini bertanya-tanya apa hubungannya grup aliansi tersebut dengan pergerakan politik kaum buruh ?. Didalam aliansi tersebut memang didominasi oleh partai sosialis, tetapi partai buruh eropa hamper selalu berindukkan aliansi tersebut, seperti Partai Buruh Irlandia, Partai Buruh Malta, Partai Buruh Belanda, Partai Buruh Norwegia, Partai Buruh Polandia, Partai Buruh Spanyol, Partai Buruh Swedia, dan Partai Buruh United Kingdom. Dengan kata tidak langsung partai buruh selalu punya suara dominan dalam Parlemen Eropa, dan dengan kata tidak langsung juga bahwa partai buruh selalu menentukan arah politik Eropa.

The Progressive Alliance of Socialists and Democrats

Dengan dominasi tersebut, tentu saja memberikan banyak perubahan bagi kaum pekerja di Eropa mulai dari jam kerja 48 jam dalam seminggu hingga kemenangan partai buruh Prancis dalam menetapkan 35 jam dalam seminggu disana. Dominasi tersebut juga memberikan pemerataan pendapatan yang baik kepada kaum pekerja, dimana seluruh pekerja Eropa selalu dibayar jauh diatas dari biaya hidup minimum. Mungkin sudah saatnya kaum pekerja di Indonesia menentukan arah politiknya dalam sebuah partai yang terorganisir, paling tidak mengindukkan suaranya dalam partai yang sudah ada. Tentu saja ini bukan langkah yang mudah, persatuan pekerja di Indonesia seperti hal yang hampir susah terjadi. Walaupun jumlah pekerja di Indonesia sangatlah banyak tetapi menyatukannya dalam sebuah wadah politik sangatlah susah. Persatuan politik bukanlah sesuatu hal yang mudah dilaksanakan mengingat masih banyak sekali kaum pekerja ( bukan pekerja kasar dan bukan buruh ) yang menghadapi masalah yang sama dengan kaum buruh tetapi dikarenakan berkemeja dan menggunakan bersepatu pantofel selalu tidak tidak ingin menjadi satu elemen dengan kaum buruh. Tentu masih banyak sekali fenomena disekitar kita, pekerja dengan gaji yang tidak adil mengomentari sinis pergerakan demo kaum buruh yang menuntut kalayakan upah, padahal mereka menghadapi permasalahan yang sama dan “mungkin” satu penderitaan juga.

Apabila terdapat sebuah persatuan politik dari semua golongan buruh dan pekerja, saya yakin masalah masalah kaum buruh saat ini dapat lebih mudah teratasi. Dan bukan hal yang tidak mungkin, bahwa kesejahteraan kaum pekerja di Indonesia menjadi lebih terjamin. Selamat Hari Buruh Pekerja ! Semoga momen ini bisa menjadi langkah awal persatuan politik kaum buruh pekerja di Indonesia untuk kesejahteraan yang lebih layak. Sekali lagi, Selamat Hari Buruh !

“ Dengan massa yang tidak sebanyak jumlah pekerja Indonesia, para pekerja Eropa berhasil bersatu dan menentukan sendiri kemana arah masa depan dari kaumnya lewat jalur politik. “

“ Seven social sins: politics without principles, wealth without work, pleasure without conscience, knowledge without character, commerce without morality, science without humanity, and worship without sacrifice ” – Gandhi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun