Mohon tunggu...
Ryan Andin
Ryan Andin Mohon Tunggu... lainnya -

---

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bintang Utara untuk Burung Rantau

25 Oktober 2011   11:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:31 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A wanderer is a man from his birth - He was born in the ship - On the breast of the river of time_Matthew Arnold

. .

Kau keluar dari kota masa kecilmu menemui dunia baru yang sungguh asing. Mari kita sebut saja dunia baru itu sebagai “tanah terjanji”. Pada tanah terjanji, kau ingin membuktikan segalanya. Kau ingin menunjukkan kau bisa menjadi orang yang mandiri, mampu tegak pada pijakan diri sendiri, dan semua keputusan di bawah otoritas penuhmu, sendiri, untuk sekarang dan selanjutnya.

.

Lewat tanah terjanji, kau juga ingin membuktikan bahwa dirimu bisa menjadi peringan beban mereka yang lama sebelum hari ini tiba telah bersusah payah membesarkanmu. Sudah selayaknya begitu kan? Sebagai bukti bakti. Maka kepergianmu harusnya bisa disebut sebagai sebuah perjalanan menuju kemerdekaan diri sekaligus ke kebahagiaan. Meski tak kau pungkiri, separuh hatimu berkata berat untuk berpisah dari tanah leluhur, tempat jejak-jejak kenangan tumbuh dan menggores dalam, tempat semua yang selama ini menjadi yang tercinta di dalam hatimu berada.

.

Langkah pertama selalu berat dan di dalamnya memuaikan rasa cemas dan takut. Apa yang akan terjadi nanti? Mampukah? Di bulan-bulan awal di negeri asing yang tadi kita sebut sebagai tanah terjanji tampak seperti neraka, dan apa yang lebih baik dari semua itu selain keinginan untuk pulang dan tinggal kembali dalam rumah keong ayah-ibumu yang jauh lebih aman, jauh lebih nyaman. Tapi, masa kalah sama yang lain, lalu kau tetapkan untuk terus bertahan. Ini tentunya ujian yang harus dilewati. “Yah, kita akan tahu seberapa jauh tentang diri kita jika berada dalam tekanan,” kata salah satu dialog di film action, lupa judulnya.

.

Lalu satu musim berakhir, musim baru tiba, beberapa kali, dan…

.

Kamu, kini, berada di situ. Kerasan dan merasa bahagia. Merayakan hidup dalam traffic light, riwayat on time, sesekali shopping dan mungkin dinner dengan lelampu yang sungguh jauh lebih gemerlap dari terangnya neon di kota kecilmu. Kamu, bersama dengan 7 juta lebih manusia lain, bergabung dalam pesta riuh massal bertajuk: Survival of the Fittest, versi Darwin.

.

---

Bintang utara. Satu-satunya bintang konstan di langit yang bisa jadi panduan navigasi alami.

.

Kalau kamu pernah tersesat, sendiri dalam belantara beton, tengoklah langit. Pada cahaya yang konstan di atas sana, kau bisa gantungkan segalanya. Dia mengajarkan setia. Dia akan selalu menjadi kompas bagi rute perjalananmu menyisir jalan bercabang mana yang bisa membawa wajahmu selalu sumringah menghadapi hidup, menemanimu menghadapi beban dengan ringan, dan memampukanmu selalu tegar dalam airmata ketakberdayaan bila hari yang buruk menimpamu atau menimpa orang-orang yang kepadanya engkau memberikan rasa sayangmu. Engkau menemukan rasa damai dari sana.

.

Kalau kamu pernah tersesat, bingung mengambil langkah ke mana sementara navigasi otakmu blank dan ribuan watt cahaya lampu malam mendistorsi suar penunjukmu, kau tahu ke mana matamu, ke mana kakimu, ke mana hatimu, ke mana seluruh hidupmu menuju. Kepada Bintang Utara.

.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun