Jika kamu ragu akan seseorang, mungkin memang seharusnyaJika kamu mendambakan dia yang seharusnya indah di masa lalu
menggoreskan kepahitan yang seharusnya manis…
(Uh, hati memang begitu!)
Tak mengapa kembali ke masa lalu
Merenungi kesedihan, mengingat yang bahagia
Menimbang yang salah, siapa yang benar
Dan kalau untuk itu, tak mengapa kembali ke masa lalu
Boleh-boleh saja, dan niscaya melarang hati berkehendak ke sana
Asal ingat, jangan pernah inapkan pikiranmu
apalagi hatimu berselimutkan duka yang tersesali selamanya… di sana
Berat memang, tapi salah jika kamu berhenti karenanya
Salah jika karena takut lalu ragu, kamu meminimalkan cerahnya pagi hari ini
dan pagi esok hari
Jika kamu ragu akan seseorang, mungkin memang seharusnya
Namun ingat,
“Jangan permanenkan keraguan menjadi bangunan ketakutan di hatimu!”
Ada kisah bercerita takjub
Di sini..
tentang tangis malam yang mewujud indah pada kristal-kristal embun pagi
yang menyejukkan
Di sana…
tentang tangis langit yang setelahnya menggurat indah pada lengkung
setengah di cakrawala, pelangi mewarna-mewarni
Di mana saja....
tentang banyak tangis yang mewujud indah setelahnya
Seseorang bukan hanya seorang itu saja
Ada banyak seseorang lain dengan beragam konfigurasi
yang jika percaya, tidak semua seburuk yang pernah teralami,
yang jika percaya:
“Keraguan hanya akan mengaburkan pandanganmu atas lukisan indahyang jelas ada di depan, tapi cuma dari keyakinanlah awal
dari final segala konsekuensi indah!”
oOo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H