Mohon tunggu...
Ryan A. Syakur
Ryan A. Syakur Mohon Tunggu... Pekerja Sosial -

Seorang lelaki penyesap kopi pahit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merentang Sejarah Indonesia Lewat Lokomotif

30 Oktober 2012   13:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah CC 200, GE kembali membawa lokomotif diesel ciptaannya ke Indonesia. CC 201, BB 203, CC 203 dan CC 204 berturut-turut menjadi andalan moda transportasi kereta api di masanya hingga kini. Medan yang unik di Indonesia, dari mulai pesisir yang datar, sampai ke pegunungan yang banyak tanjakan dan tikungan butuh kuda besi yang mumpuni dan handal dalam menjelajahi medan-medan tersebut. Teknisi-teknisi GE berupaya menciptakan lokomotif yang sesuai dengan medan di Indonesia dengan terus melakukan riset-riset dan pengembangan dalam meningkatkan performa. Salah satunya menciptakan CC 201 yang dihadirkan di Indonesia sebanyak 28 unit pada tahun 1977.

Kehadiran CC 201 merupakan sebuah evolusi bagi era lokomotif diesel di Indonesia. Lahir sebagai penerus CC 200, Lokomotif ini dikenal sebagai lokomotif terkuat pada masanya, dengan bobot yang relatif ringan pula. Lokomotif bernama asli U-18 C ini mampu menghasilkan tenaga 1800 dk dengan bobot yang hanya 84 ton. Jauh di atas CC 200 dengan bobot 96 ton, daya yang dihasilkan 1600 dk.

Pada tahun 1978, GE kembali membuat lokomotif diesel elektrik tipe keempat - U-18 B. Lokomotif ini, bentuk, ukuran dan komponen utamanya relatif sama dengan CC 201 pendahulunya. Yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co'-Co' dimana setiap bogienya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), yaitu setiap bogienya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogienya yang digunakan sebagai gandar penggerak.

Saat ini lokomotif lokomotif CC 201 yang terdapat di Dipo Lokomotif Kertapati berjumlah enam buah, dengan nomor BB20302, BB20303, BB20305, BB20306, BB20308, dan BB20310. Lokomotif ini pernah beroperasi di Jawa, tetapi sejak tahun 1989 semua lokomotif BB 203 di Jawa satu per satu mulai diubah menjadi CC 201. Untuk membedakan yang mana lokomotif hasil rehabilitasi BB 203 menjadi CC 201, huruf belakang tulisan nomor loko yang di-rehab ditambahkan “R” di belakangnya. Seperti lokomotif BB 203 periode 2004 yakni BB20326 yang direhab menjadi CC201141R.

Terus Kembangkan Inovasi Baru

Perkembangan industri perkeretaapian di Indonesia tak bisa dilepaskan dari tangan-tangan kreatif para Inovator di GE. Inovasi baru terus digodok untuk kemudian ditelurkan menjadi produk-produk yang bermanfaat dan berkualitas bagi masyarakat. Hal ini yang kemudian mendasari kerjasama antara General Electric Transportation dengan Industri Kereta Api Madiun (INKA). Kerjasama ini melahirkan perusahaan PT General Electric Lokomotif Indonesia. Hasil dari sinergi ini yaitu sebuah lokomotif CC 204 yang dirakit khusus di Indonesia pada tahun 2003 sampai 2005.

Dalam penciptaannya CC 204 terbagi dalam dua jenis, yaitu produksi pertama dengan bentuk seperti CC 201 dan produksi kedua yang bentuknya seperti CC 203. Keduanya sama-sama memiliki dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri. Menariknya, lokomotif ini mempunyai komponen komputer Brightstar Sirius, sebuah teknologi yang dikembangkan oleh GE sehingga memungkinkan lokomotif jenis ini mampu memitigasi kerusakan sekitar 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi.

Sejak tahun 2006, telah dioperasikan lokomotif CC 204 hasil rehab baru yang mempunyai bentuk kabin yang berbeda dengan lokomotif CC 204 01 - 07. Komponen-komponen seperti mesin diesel, motor traksi, bogie, dan seterusnya sama dengan lokomotif CC204 sebelumnya. Hingga kini, jumlah lokomotif CC 204 di Indonesia ialah 37 unit. 6 unit berada di Sumatera dan 31 unit di Jawa.

Total secara keseluruhan, sejak tahun 1950 Indonesia telah memiliki 175 lokomotif produk GE Transportation. 3 tahun lalu PT KAI membeli 20 lokomotif GE  jenis C20-EMP untuk mencukupi kebutuhan transportasi kereta api di Jawa dan Sumatra. Kedua puluh lokomotif dibangun di pabrik lokomotif modern GE Transportation, Erie Pennsylvania, AS. Sedangkan perakitan final akan dilakukan PT INKA di Madiun.

Saat ini, GE sedang mengembangkan sebuah lokomotif ramah lingkungan. Tahun lalu GE Transportasi telah meluncurkan lokomotif hibrida. Lokomotif ini mampu mendaur ulang energi termal sebagai kekuatan yang tersimpan dalam baterai on-board. Evolusi Hibrida diesel-listrik ini akan menangkap dan menyimpan energi hilang saat pengereman dinamis. Energi yang tersimpan dalam baterai akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi sebanyak 10 persen dibandingkan dengan sebagian besar lokomotif angkutan yang digunakan saat ini.

27 Februari 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun