Hermeneuein, merupakan kata kerja yang berarti menafsirkan. Kata benda: hermeneia, berarti penafsiran. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Yunani dan merupakan asal kata dari Hermeneutik. Batasan umum untuk hermeneutik adalah proses mengubah sesuatu atau situasi ketidakteraturan menjadi mengerti.
Hermeneutik diterapkan untuk bahasa, kata-kata. Aristoteles pernah berkata, “kata-kata yang kita ucapkan adalah simbol dari pengalaman mental kita, dan kata-kata yang kita tulis adalah simbol dari kata-kata yang kita ucapkan itu. “
Tidak ada satu manusia pun yang mempunyai, baik bahasa lisan maupun tulisan, yang sama dengan manusia yang lain. Bahkan jika setiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman mental yang sama, ekspresi lisan atau suatu pengalaman mental tersebut tidak pernah sama.
Ekspresi kata-kata sebagai representasi pengalaman mental memiliki kecenderungan dasar untuk menyempit. Seperti jika sesorang berkata, “saya senang”, ekspresi tersebut tidak benar-benar mengungkapkan seberapa senang si pembicara.
Hermeneutk berhubungan dengan bahasa. Bahasa adalah media paling efektif, dan mungkin pula satu-satunya bagi interaksi antar individu. Posisi hermeneutik adalah sebagai cara untuk “berinteraksi” dengan bahasa. Bahasa menjelmakan kebudayaan manusia. Tradisi dan kebudayaan terungkap dari bahasa, baik yang terukir di batu prestasi, yang tergores pada daun lontar, tertulis dalam buku, atau terketik dalam blog. Jika untuk memahami manusia yang masih hidup kita hanya cukup berinteraksi (baca: mengobrol) dengan orang tersebut; maka untuk memahami manusia yang telah tiada, kita hanya bias berinteraksi dengan bahasa yang diwariskan dari manusia (bisa juga zaman) yang telah tiada tersebut.
di-posting juga di ryakair.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H