Mohon tunggu...
Dzurriyyatul Ilmiyah
Dzurriyyatul Ilmiyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Pendidikan Islam Anak Usia Dini/ UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Sih Kognitif Itu? Mengenal Lebih dalam Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

13 Februari 2021   21:13 Diperbarui: 13 Februari 2021   21:33 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu aspek yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami dari perkembangan anak usia dasar adalah aspek kogntif. Iya Kognitif. Lalu, apasih kognitif itu? Pastinya di telinga kalian terutama para tenaga pendidik atau kalangan ibu --ibu sudah tidak asing mendengar kata kognitif. Istilah kognitif sendiri berasal Istilah "cognitive" berasal dari cognition yang artinya mengetahui. Secara garis besar, kognisi adalah perolehan, pengorganisasian, dan penggunaan pengetahuan. Dalam "Encyclopedia of Psychology", cognision adalah pemahaman. Selain itu, kata kognisi populer di bidang psikologi manusia, termasuk pemahaman, pemikiran, pemrosesan informasi, pemecahan masalah, niat dan keyakinan. Setiap perilaku psikologis .Selain itu, kognisi juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk belajar atau berpikir atau kecerdasan, yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru, dan kemampuan untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan dengan menggunakan memori serta keterampilan pemecahan masalah.

Kognisi sendiri dapat dijelaskan sebagai kemampuan untuk memahami hal-hal tertentu. Artinya pemahaman menunjukkan kemampuan untuk menangkap hakikat, makna atau informasi dari suatu hal dan mempunyai gambaran yang jelas.

Perkembangan kognitif anak merupakan kemampuan berpikir anak untuk memahami lingkungan sekitarnya, sehingga meningkatkan pengetahuan anak, yang artinya melalui kemampuan berpikir tersebut anak dapat mengeksplorasi diri sendiri, orang lain, hewan dan tumbuhan, serta berbagai benda yang ada di sekitarnya. Mereka agar bisa memperoleh segala macam ilmu.

Adapun berikut aspek perkembangan kognitif anak yang diatur dalam STTPA Permendikbud No. 137 Tahun 2014, yaitu :

1) Belajar memecahkan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dalam konteks yang baru.

2) Berpikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klarifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab akibat.

3) Berpikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya berbentuk gambar.

Perkembangan kognitif berdampak pada perkembangan psikologis dan emosional anak serta keterampilan berbahasa. Sikap dan perilaku anak juga berkaitan dengan kemampuan berpikir anak. Oleh karena itu, perkembangan kognitif bisa dikatakan sebagai kunci perkembangan non fisik

Adapun berikut faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak usia dini, diantaranya sebagai berikut:

Faktor hereditas

Faktor lingkungan

Faktor kematangan

Faktor pembentukan

Faktor minat dan bakat

Faktor kebebasan

Mayoritas psikolog, khususnya ilmuwan kognitif (psikolog kognitif atau kognitivis) meyakini bahwa proses perkembangan kognitif manusia dimulai sejak ia dilahirkan. Kondisi dasar dan modal perkembangan manusia meyakini bahwa kemampuan motorik dan indera juga dipengaruhi oleh aktivitas pada domain kognitif. Hubungan antara sel-sel otak dan perkembangan bayi baru dimulai pada usia lima bulan, ketika kemampuan sensoriknya (seperti audiovisual) benar-benar mulai terlihat.

Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti tentang perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan koginitif.

Piaget percaya bahwa sejak usia balita, seseorang memiliki kemampuan tertentu dalam menghadapi benda-benda di sekitarnya. Kemampuan tersebut masih sangat sederhana, berupa kemampuan sensorik motorik. Saat secara aktif memahami dunianya sendiri, anak-anak akan menggunakan skema, asimilasi, penyesuaian, pengaturan, dan keseimbangan. Dengan kemampuan ini, anak-anak akan menjelajahi lingkungannya dan meletakkan dasar untuk pengetahuan tentang dunia yang akan mereka peroleh di masa depan, dan kemampuan mereka akan menjadi lebih maju dan kompleks. Piaget menyebut kemampuan ini sebagai skema.

Piaget mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak yang melibatkan proses-proses penting yaitu skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan ekuilibrasi. Dalam teorinya, perkembangan kognitif terjadi dalam urutan empat tahap yaitu :

Tahap sensorimotor: dari kelahiranatau usia 0 sampai umur 2 tahun (bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indrawi dengan gerakan dan mendapatkan pemahaman akan objek permanen.

Tahap pra-operasional: umur 2-7 tahun (anak memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan fungsi simbolis (simbol-simbol) atau tanda-tanda dan pemikiran intuitif. Keterbatasannya adalah egosentrisme, animisme, dan centration. Ciri-ciri berpikirnya tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logisc.

Tahap operasional konkrit: umur 7-11/12 tahun (anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. Dalam tahap ini, anak telah hilang kecenderungannya terhadap animisme dan articialismed.

Tahap operasional formal: umur 12 tahun ke atas (anak sudah dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks, ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas.

Ketika secara aktif memahami dunia, anak-anak akan menggunakan skema, asimilasi, penyesuaian, pengaturan, dan keseimbangan. Pengetahuan anak secara bertahap dibentuk berdasarkan pengalaman mereka menemukan informasi. Menurut penelitian Piaget, anak-anak melalui serangkaian tahapan perkembangan kognitif tertentu. Pada setiap tahap, kuantitas dan kualitas kemampuan anak ditingkatkan.

Tingkat perkembangan intelektual manusia mempengaruhi kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logis, komunikasi sosial dan pengaturan diri. Teori Piaget jelas sangat erat kaitannya dengan proses perkembangan kognitif anak, karena dengan menggunakan teori ini, manusia dapat mendeteksi tahapan perkembangan tertentu dari kemampuan berpikir anak dari tingkat anak. Oleh karena itu, dalam hal pembelajaran kita dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada anak, misalnya memilih metode pemberian materi kepada siswa sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan berpikirnya.

Sekian penjelasan mengenai perkembangan kognitif anak usia dini

Semoga bermanfaat :) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun