Mohon tunggu...
Syamsuriadi Syam
Syamsuriadi Syam Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Berbagi melaui kata dan menulislah untuk bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Banyak Uang Bisa Berbahaya

13 Mei 2020   09:08 Diperbarui: 13 Mei 2020   13:19 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jadilah begitulah inflasi, bisa sangat kejam. Bisa tiba-tiba "mencuri" isi dompet tidak terasa.

Di dunia ini, salah satu negara yang kerap dijadikan rujukan tentang efek besar inflasi karena cetak uang tidak terkontrol adalah Zimbawe. Sebuah negara di belahan benua Afrika sana.

Inflasi terparah di Zimbawe terjadi pada tahun 2008-2009.  Prosentase inflasinya luar biasa, mencapai milyar persen.
Digambarkan bahwa gara-gara inflasi yang tidak terkendali sehingga uang dijadikan mainan saja. Banyak sekali uang yang dimiliki semua orang, tetapi harga juga sangat tinggi. Untuk membeli sebutir telur saja harus membawa uang berkarung-karung.

Maka akhirnya ditempuh kebijakan di sana untuk memangkas nilai uang dengan mengurangi angka nolnya. Uang senilai 100 triliun, dipangkas menjadi hanya 1.000. Hanya untuk beli sebutir telur.

Apakah kira-kira di Indonesia akan terjadi inflasi parah juga apabila kebijakan cetak uang baru dilakukan?
Sebetulnya tulisan saya ini tidak mengarah lebih jauh ke efek  praktisnya kebijakan cetak uang. Hanya bermaksud mengemukakan teori normativnya saja.

Dengan kata lain kalau teorinya seperti itu berarti kemungkinannya juga ada.
Kalkulasi sederhanya saja bahwa menggiring potensi naiknya permintaan di saat sektor produksi justeru melemah karena pandemi. Berarti membuka jalan dan peluang terjadinya inflasi itu.
Semoga Tidak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun