Mohon tunggu...
Syamsuriadi Syam
Syamsuriadi Syam Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Berbagi melaui kata dan menulislah untuk bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikmah Pandemi Covid-19 dan Saatnya Perkuat Belajar Daring

10 Mei 2020   11:37 Diperbarui: 10 Mei 2020   11:51 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kadang senyum-senyum sendiri ketika membaca cerita teman-teman guru di WhatsApp grup sekolah kami. Perihal pengalamannya mengajar daring di tengah Pandemi Covid-19 ini. Kadang lucu, kocak, namun natural menurut saya.

Misalnya cerita salah seorang guru. Ada siswa hari itu minta izin untuk bantu orang tuanya yang lagi panen padi. Teman-temannya lantas bercanda minta bukti berupa foto. Anak itu kemudian lantas upload fotonya yang betul-betul di sawah, tapi dengan caption kocak ala anak-anak muda."keras kehidupan".

Dapat dibayangkan keheboan apa yang terjadi selanjutnya dengan komentar teman-temannya karena kita pun sendiri bisa senyum-senyum membayangkan kelucuan itu.

Begitulah gambaran kondisi riil pembelajaran daring dari rumah. Yang lagi jadi alternatif di tengah pandemi Covid-19 ini. Kami yang di daerah,  umumnya pembelajaran daringnya menggunakan fasilitas WhatsApp grup saja. Menyesuaikan dengan kondisi setempat, dukungan fasilitas jaringan internet dan sosial ekonomi orang tua siswa.

Gurulah yang menyesuaikan metode mengajarnya yang dianggap cocok.

Kadang pemberian tugas saja yang kemudian masing-masing hasilnya diuplod kalau sudah selesai. Atau  kadang juga diskusi interaktif melalui chat atau pesan suara.  

Interaksi Lebih Natural

Mungkin pembelajaran daring ini memang kurang efektif, terutama dari sisi ketercapaian daya serap materi pelajarannya.

Namun intinya proses pembelajaran masih tetap berjalan. Siswa juga tidak bosan di rumah saja tanpa kegiatan.

Sisi keunggulan lainnya juga tetap ada. Memang siswa dan guru tidak bersua secara langsung di dalam kelas. Namun interaksi melalui online ini, suasananya terasa lebih cair dan fleksibel.  Baik antara siswa dengan guru, pun antar siswa dengan siswa.

Justeru muncul secara natural sisi manusiawinya. Siswa yang biasanya pendiam dan pemalu dalam kesehariannya, tiba-tiba juga ikut nimbrung bahkan kadang lebih aktif berkomentar.

Begitulah memang kodrat manusia. Kadang ada yang lemah dari sisi komunikasi verbal, namun kuat sisi komunikasi tulisnya. Tidak sedikit penulis hebat memiliki karakter seperti ini.

Anak-anak yang biasanya suka jail, suka humor dan kocak, semakin kelihatan kocaknya.

Tidak apa-apa menurut saya yang penting dalam batas kewajaran.

Dalam hal belajar atau berkegiatan apa saja di satu tempat dengan banyak orang.  Kita butuh karakter orang yang bisa menghibur dan membuat ketawa-ketawa itu.

Perkuat Pembelajaran Daring

Mengapa anak-anak justeru kelihatan senang dan enjoi dengan pembelaran model daring? Karena sadar atau tidak, kita sedang menjalankan sebuah pendekatan metode yang akrab dengan mereka dan mereka senangi.
Sebetulnya kita telah melaksanakan pembelajaran menggunakan fasilitas yang memang sudah sangat lengket dengan mereka.

Dan mungkin ini memang jadi sinyal bagi kita bahwa sudah saatnya sekarang pembelajaran diperkuat melalui daring saja? Melalui gadget saja? Berbasis full internet?

Maksudnya dengan realitas anak-anak jaman sekarang yang lebih senang bergelut dengan serba daring. Yang lebih banyak waktunya dihabiskan bersama gadget.

Atau daripada para orang tua selalu saja senewen karena anaknya malas belajar gara-gara gadget. Daripada para pakar pendidikan, pakar kesehatan, pakar mental selalu resah melihat ketergantungan generasi muda pada gadget. 

Bagaimana kalau kita yang menyesuaikan kondisi? Bagaimana kalau ada aplikasi khusus yang diluncurkan oleh yang berkompeten di bidang pendidikan.

Sebuah aplikasi yang dirancang khusus menyesuaikan tuntutan penerapan kurikulum pendidikan di sekolah. Dan bisa diakses satu pintu melalui gadget saja dan terutama gratis.

Kan sudah ada sekarang aplikasi sejenis itu, tetapi milik pihak lain, terutama karena tidak gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun