Lantas, pelajaran apa yang saya dapatkan dari pengalaman berharga ini? Yang pasti saya jadi lebih menghargai komitmen orang-orang biasa yang mau repot berolahraga dan berlari secara rutin hampir setiap hari. Bukannya saya tidak menghargai mereka sebelumnya, namun setelah ini saya jadi lebih memahami beratnya perjuangan mereka.Â
Di sisi lain, karena tanpa melakukan latihan saya terbukti juga masih bisa menyelesaikan separuh marathon (walaupun saya benar-benar tidak merekomendasikan kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama), artinya aktivitas sehari-hari yang dilakukan seperti menemani anak jalan-jalan ke mall masih cukup setidaknya untuk menjaga kebugaran dalam level yang minimal.
Jadi, kesimpulannya setelah ini saya sepertinya tetap tidak akan menjadi pelari dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu senggang yang saya punya bersama dengan anak-anak saja seperti sekarang.Â
Tahun depan saya pasti akan tetap kembali ke Borobudur Marathon dengan situasi yang mungkin kurang lebih sama dengan sekarang dan mengikuti half marathon untuk mendapatkan setidaknya medali finisher. Ya setidaknya mungkin atau dua minggu sebelum hari H saya akan mulai rutin jogging atau naik sepeda agar otot-otot di badan saya tidak terlalu kaget ketika berlari nantinya.
Borobudur, sampai jumpa tahun depan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H