Mohon tunggu...
Ahmad Muhtar Wiratama
Ahmad Muhtar Wiratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Masyarakat dan Penulis Amatir dari Rawamangun

Untuk informasi lebih lanjut tentang saya, hubungi detail-detail kontak di bawah ini: Instagram: @amw.1408 Email: rwselusin@gmail.com WA: 0852.1622.4747

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Masalah yang Muncul Saat Keluarga Jadi Antagonis di Film "Turning Red"

21 Maret 2022   15:12 Diperbarui: 21 Maret 2022   15:24 2853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Domee Shi semakin mempertegas siapa karakter protagonis dan antagonis dalam film ini ketika kita membawa masuk ketiga sahabat Mei di dalam diskusi ini. Sepanjang film, Miriam, Priya, dan Abby digambarkan selalu mendukung dan membuat karakter Mei menjadi lebih baik, berbanding terbalik dengan Ming Lee yang selalu menghambat dan mendiskreditkan Mei. Hal ini berpuncak pada klimaks film dimana keempat anak berusia 13 tahun tersebut menyelinap tanpa izin untuk pergi ke konser boy band 4*Town kendati sudah dilarang oleh orang tua masing-masing -- dan hal ini digambarkan sebagai peristiwa yang heroik. Padahal di dalam dunia nyata, jika kita sendiri sebagai orang tua yang memiliki anak gadis kelas 1 SMP, hal yang paling bertanggungjawab untuk dilakukan adalah dengan tidak membiarkan mereka datang ke konser boy band remaja seorang diri -- atau setidaknya tanpa pengawasan orang dewasa. Banyak hal buruk yang bisa terjadi di sana.

Di penghujung cerita, titik temu antara Mei dan ibunya akhirnya terjadi dengan Ming Lee menerima bahwa Mei sudah beranjak dewasa dan bersedia memberikannya kebebasan lebih. Namun, hal ini terasa kurang maksimal dan lebih seperti hanya disisipkan sebagai adegan wajib rekonsiliasi yang harus ada di akhir setiap film anak-anak. Alasannya, di pihak lain Turning Red tidak menunjukkan secara gamblang kepada penonton -- yang harus terus diingat bahwa mereka masih anak-anak -- imbal balik berupa pengertian dari Mei mengapa orang tuanya begitu protektif terhadap dirinya. Sehingga, pesan yang paling mudah ditangkap dari film ini adalah orang tua hanya bisa bertindak sebagai penindas dan pengatur -- tanpa memberikan konteks yang jelas mengenai alasan di balik tindakan tersebut. Pesan selanjutnya, pada akhirnya tindakan yang tepat untuk diambil oleh orang tua adalah menerima kebebasan anaknya hampir tanpa syarat, karena itulah yang dilakukan oleh Ming Lee di film ini.

Pesan moral adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah film. Dalam film anak-anak, pesan moral menjadi dua kali lebih penting karena pembuatnya memiliki kewajiban untuk memberikan pesan yang benar kepada penontonnya. Dengan mengantagoniskan keluarga dan nilai-nilainya -- serta tidak melengkapinya dengan latar belakang yang lengkap -- Domee Shi membuat Turning Red menjadi tontotan yang sedikit berisiko untuk anak-anak. Persahabatan memang penting, dan sahabat membantu memperkenalkan kita kepada tatanan sosial di masyarakat. Namun, sahabat tidak pernah lebih penting atau lebih berjasa daripada keluarga. Sahabat membantu kita bersenang-senang dan menikmati hidup, namun keluarga mencegah kita dari melakukan kesalahan besar. Itulah alasan mengapa keluarga bisa menjadi sangat menyebalkan pada waktu-waktu tertentu, sementara sahabat akan selalu mendukung kita, terkadang bahkan ketika kita melakukan kesalahan sekalipun. Di masa depan ketika kita menghadapi masa-masa sulit seperti terlilit hutang atau sakit keras misalnya, keluarga -- dan bukan sahabat -- yang akan membantu kita sampai akhir dan mempertaruhkan segalanya. Latar belakang inilah yang tidak cukup diberikan secara proporsional oleh Domee Shi di dalam filmnya.

Pada akhirnya Turning Red adalah film yang sangat menghibur bagi orang dewasa, terutama bagi kita generasi Y atau millennial yang tumbuh besar di tahun 2002 sebagaimana latar waktu di film ini -- yang kebetulan bersumber dari masa kecil Domee Shi sendiri yang kelahiran tahun 1987. Namun bagi anak baru gede alias ABG berusia 9-15 tahun yang merupakan target pasar utama dari film ini, pengalaman menonton Turning Red ada baiknya tetap dilengkapi dengan penjelasan tentang konteks yang tepat mengenai motivasi karakter-karakternya. Jika terlalu rikuh untuk mendampinginya menonton bersama, paling tidak setelah anak kita selesai menonton, kita dapat mengajaknya berdiskusi tentang film yang bagus ini. Sebagaimana sudah disebutkan di awal, banyak hal menarik yang dapat didiskusikan dari film ini. Hitung-hitung juga sebagai kesempatan kita untuk melakukan bonding dengan buah hati kita di sela-sela kesibukan kita bekerja setiap harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun