Minggu, 27 November 2022 Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 universitas Pendidikan Indonesia melakukan kunjungan ke Gua Jepang dan Gua Belanda di Kompleks Tahura, Jl. Ir. H. Juanda No.99, Ciburial, Kec. Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada kegiatan ini para mahasiswa menelusuri 2 goa yang ada di Kompleks Tahura tersebut. Kunjungan pertama yang dilakukan Mahasiswa PMM 2 UPI yaitu ke Goa jepang.
Para Mahasiswa kemudian diarahkan masuk kedalam Gua bersama dengan pemandu yang menjelaskan beberapa hal mengenai Gua Jepang Tersebut. Dinding Gua Jepang ini masih berupa bebatuan. Begitu masuk ke Gua Jepang, suasana yang sedikit dingin dan lembab akan terasa dikulit. Seperti halnya Gua lain, Gua Jepang ini tidak memiliki penerangan dan cukup gelap ketika sudah berada didalam Gua tersebut.
Gua Jepang ini didirikan oleh militer Jepang tahun 1942--1945. Awalnya Gua ini dijadikan benteng militer dan perlindungan para tentara Jepang. Gua Jepang memiliki empat pintu masuk dan dua lubang penjagaan, yang semuanya saling terhubung..Konon digunakan oleh para panglima perang Jepang untuk beristirahat, mengatur strategi perang, tempat penyimpanan amunisi, logistik, tempat perlindungan dan komunikasi radio pada masa perang. Terdapat juga sekitar 18 bunker yang masih dalam keadaaan sama tanpa diubah. Bunker--bunker ini memiliki fungsi yang berbeda--beda seperti, tempat penembakan, ruang pertemuan, gudang, penjara, dan sebagainya. Bunker-- bunker ini dibangun dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Menurut informasi yang ada, bahwa Gua Jepang ini dibangun dengan memanfaatkan masyarakat Indonesia secara paksa atau yang dikenal dengan romusha oleh mileter Jepang. Kerja paksa tersebut juga memakan banyak korban jiwa masyarakat pribumi dalam proses pembuatan gua ini.
Setelah keluar dari Gua Jepang, para Mahasiswa melakukan foto bersama kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju ke Gua Belanda yang berada tak jauh dari lokasi Gua Jepang. Gua Belanda, dibangun pada masa kolonial belanda sekitar tahun 1901. Pada awalnya gua ini digunakan sebagai PLTA Bengkok, tetapi pada perang dunia kedua Belanda menggunakan Gua ini sebagai stasiun radio mereka. Gua Belanda ini lebih besar dibanding dengan Gua Jepang, Gua ini memiliki sekitar 15 lorong dan jalur logistik serta ada 3 koridor. Setiap koridor tersebut memiliki fungsi yang berbeda seperti saluran air, lubang ventilasi, ruang introgasi serta beberapa ruangan yang merupakan penjara yang dibuat oleh Belanda. Gua Belanda kini memiliki dinding yang sudah di buat menjadi seperti beton yang berbeda dengan Goa Jepang yang dindingnya seperti bebatuan.
Kini, Gua Belanda dan Gua Jepang dijadikan sebagai tempat wisata sejarah dan disekitar Gua tersebut berupa hutan yang terawat dengan baik dan menjadi salah satu tujuan wisatawan lokal dan wisatwan asing. Tidak hanya itu, dalam kawasan ini juga terdapat objek wisata lainnya seperti, penangkaran rusa, curug, batu batik dan beberapa obek lainnya. Kawasan Gua dan Hutan tersebut lalu diresmikan dan diberinama Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H