Museum Konferensi Asia Afrika
Sabtu, 17 September 2022 Mahasiswa inbound PMM angkatan 2 Universitas Pendidikan Indonesia kembali melakukan Modul Nusantara. Kegiatan Modul Nusantara ini dilakukan di Museum KAA atau lebih dikenal dengan Konferensi Asia Afrika. Pada hari ini, semua mahasiswa Indbound ikut serta dalam menelusuri sejarah Konferensi asia afrika di dalam museum tersebut. Sebelum masuk kedalam Museum, para mahasiswa inbound UPI maupun pengunjung diperkenankan untuk menaati protokol kesehatan utamanya adalah memakai masker.
Kegiatan awal di dalam museum adalah mereka diperkenalkan dengan beberapa patung yang ada di dalam museum oleh seorang pemandu yang sedang bertugas. Beberapa patung yang ada di dalam ruangan tersebut adalah gambaran suasana pada saat sidang pembukaan Konferensi Asia Afrika itu. Selain patung Presiden Indonesia yang pertama (Soekarno) yang sedang menyampaikan pidatonya, ada beberapa patung yang ada dibelakangnya, yaitu patung Perdana Menteri Indonesia(P.M. Ali Sastroamidjojo), Perdana Menteri Pakistan, Perdana Menteri India (Jawaharlal Nehru), Perdana Menteri  Burma (U Nu) , Perdana Mentri Sri Langka (Sir Jhon Kotelawala)  dan patung Wakil Presiden Indonesia saat itu (Mohammad Hatta).
Museum Konferensi Asia Afrika ini berada dibawah naungan kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. Tujuan didirikannya museum ini adalah untuk melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai dari Konfrensi Asia Afrika itu sendiri. Konferensi Asia Afrika atau KAA yang pertama diadakan di Bandung, Jawa Barat pada 18-24 April 1955 bertempat di Gedung Merdeka dengan P.M. Ali Sastroamidjojo sebagai ketua konderensi dan dibuka oleh Presiden Sukarno.
KAA atau Konfrensi Asia Afrika diadakan setelah adanya Konferensi Colombo pada tanggal 28 April-2 Mei 1954. Saat itu Indonesia mengemukakan gagasan tentang pertemuan negara-negara Asia-Afrika. Dari konferensi tersebut, lahirlah KAA dengan pertemuan perdana menghadirkan 29 negara di kawasan Asia-Afrika. Adapun tujuan dilakukannya Konferensi adalah untuk menghapus segalah bentuk perbedaan yang ada di dunia. Ada 29 Negara yang bergabung dan menjadi peserta Konferensi Asia Afrika ini pada tahun 1955.
Masih dalam suasana sidang pembukaan KAA, selain terlihat beberapa bendera yang terpampang sebagai peserta Konfrensi Asia Afrika. Ada juga Lampu sorot, meja sekretariat dan beberapa benda lainnya yang menjadi saksi dalam KAA tersebut dan masih asli dari tahun terlaksananya Konfrensi Asia Afrika. Selain itu, didalam moseum juga memperlihatkan beberapa gambar bangunan tempat dilaksanakannya KAA ini mulai dari renovasi bangunan pertama hingga bangunan terakhir yang masih berdiri kokoh.
Di sisi lain, di dalam museum juga memamerkan sejumlah koleksi benda-benda yang pernah digunakan dalam Konferensi Asia Afrika seperti kursi dan meja, mesin ketik, kamera dan beberapa benda lainnya. Didalam museum juga memamerkan beberapa gambar yang disertai tulisan mengenai kondisi dunia internasional sebelum Konfrensi Asia Afrika seperti kolonialisme, apartheid, perang dunia II, perang dingin. Selain itu, ada pula bebera informasi mengani kedatangan para delagasi, pertemuan tugu, konferensi Kolombo, konferensi Bogor. Pada bagian lain, beberapa gambar juga memuat informasi mengenai keadaan sebelum KAA dilaksanakan seperti, sambutan para masyarakat, langkah bersejarah Bandung walk, sidang komite, politik, sidang komite ekonomi, sidang komite kebudayaan, serta ulasan pers Nasional dan Internasional.
Selain itu, masih dalam suasana ruangan museum. Beberapa papan informasi yang memuat tentang konferensi dan seminar, gerakan non blok, tuntutan anak-anak dunia, tragedi menuju konferensi, suasana diluar sidang, Bandung dipersiapkan, dan kepanitiaan. Setelah para mahasiswa Inbound UPI 2022 dibawa mengelilingi dan mendapatkan beberapa informasi seputar sejarah Konferensi Asia Afrika. Mereka juga dibawa berjalan menuju ke ruangan tempat berlangsungnya KAA pada saat itu. Ruangan tersebut sangat persis dengan ruangan pada saat konferensi sedang berlangsung, pihak museum terus menjaga dan merawat keaslian dari benda-benda maupun bangunan dari Konferensi Asia Afrika tersebut.