Mohon tunggu...
R WakhidAkhdinirwanto
R WakhidAkhdinirwanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Bekerja: di Jurusan Fisika FMPIA Universitas Negeri Malang (1991-2009), di Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo (2009 - sekarang); Motivator Belajar melalui ESQ (2005 - sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning with Argumentation (PBLA)

8 Januari 2020   08:00 Diperbarui: 8 Januari 2020   10:21 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada fase ini, siswa menyusun argumentasi melalui TAP, yaitu dengan menyusun pengakuan, data, bukti, dukungan, kualifikasi, dan bantahan. Penyusunan argumentasi ini memerlukan keterampilan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi, dimana analisis, sintesis, dan evaluasi merupakan indikator dari keterampilan berpikir kritis menurut taksonomi Bloom.

Siswa akan mengimplementasi keterampilan berargumentasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis. Siswa diwajibkan mempresentasikan hasil dari membangun argumentasi sebagai sarana untuk mengeksplorasi keterampilan berkomunikasi, memperkuat konsep yang dimiliki, sehingga cakupan informasi yang didapat akan lebih banyak, dan meningkatkan tanggung jawab, kerja sama dan kepercayaan diri siswa.

 Kelebihan dan Kekurangan Model

Kelebihan model PBLA antara lain mampu:

(1) meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa;

(2) meningkatkan aktivitas dan respon siswa;

(3) menghadirkan suasana pembelajaran yang demokratis dan kolaboratif. 

4) memposisikan guru sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator dalam pembelajaran;

(5) memposisikan siswa sebagai peneliti-peneliti sains

(6) menciptakan lingkungan sosial yang tinggi yang diwujudkan dalam bentuk interaksi siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru secara komunikatif; dan

(7) memotivasi siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah pembelajaran yang bersifat ill-definid dan autentik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun