Mohon tunggu...
Ruuberry
Ruuberry Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Ilmu politik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Minimnya Partisipasi Pemilih Muda di DKI Jakarta: Penyebab dan Solusi dari Sudut Pandang Pendidikan Kewarganegaraan

10 Desember 2024   21:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   20:49 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partisipasi pemilih muda dalam pemilu adalah salah satu elemen penting dalam menjaga kualitas demokrasi. Namun, di DKI Jakarta, seperti di banyak daerah lainnya, partisipasi pemilih muda masih tergolong rendah. Fenomena ini memunculkan pertanyaan tentang penyebab dan solusi yang bisa diambil untuk meningkatkan partisipasi tersebut, khususnya dari sudut pandang pendidikan kewarganegaraan.

Penyebab Minimnya Partisipasi Pemilih Muda

Kurangnya Pengetahuan Politik

Banyak pemilih muda yang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang politik dan proses pemilu. Pendidikan kewarganegaraan yang kurang mendalam di tingkat sekolah seringkali tidak mampu memberikan pemahaman yang cukup tentang pentingnya hak pilih dan bagaimana sistem politik bekerja. Ketidaktahuan ini berkontribusi pada rendahnya minat untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Keterbatasan Akses Informasi

Di era digital, informasi sangat mudah didapatkan, namun tidak semua informasi yang ada adalah informasi yang akurat dan bermanfaat. Banyak pemilih muda terjebak dalam arus informasi yang tidak terfilter dengan baik, seperti hoaks atau berita yang tidak relevan. Hal ini menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan terhadap proses politik, yang akhirnya mengurangi keinginan mereka untuk memilih.

Apatisme Politik

Sebagian besar pemilih muda merasa bahwa politik tidak memiliki dampak langsung pada kehidupan mereka. Ketidakpercayaan terhadap sistem politik dan calon pemimpin yang ada menyebabkan mereka merasa tidak terhubung dengan proses pemilu. Rasa apatisme ini membuat mereka lebih memilih untuk tidak memilih karena merasa suara mereka tidak akan berpengaruh pada perubahan yang diinginkan.

Pengaruh Media Sosial

Media sosial menjadi tempat utama bagi banyak pemilih muda untuk mendapatkan informasi. Namun, platform ini sering kali lebih menekankan pada hiburan atau isu-isu yang lebih ringan, bukan pada masalah politik yang serius. Hal ini membuat pemilih muda lebih fokus pada tren atau konten viral daripada informasi yang berkaitan dengan pemilu atau kewarganegaraan.

Solusi dari Sudut Pandang Pendidikan Kewarganegaraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun