Mohon tunggu...
Rut sw
Rut sw Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga, Penulis, Pengamat Sosial Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha melejitkan potensi dan minat menulis untuk meraih pahala jariyah dan mengubah dunia dengan aksara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilunya Ibu, Sebab Anak Durhaka

20 September 2020   21:42 Diperbarui: 20 September 2020   21:49 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka benarlah hadist berikut ini, "Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya." (HR al-Bukhari). Yang kita butuhkan adalah pemimpin yang peka terhadap penderitaan rakyat. Tentu pemimpin ini harus berdiri diatas landasan yang kokoh, yaitu akidah yang bersumber dari Wahyu Allah SWT yaitu Alquran dan As Sunnah.

Sebab akibat ketahanan keluarga yang rapuh dan matinya nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat sehingga mati pula semangat amar makruf nahi mungkar, maka rakyat seluasnya ikut menanggung akibatnya.

Yang paling kentara adalah ringannya seseorang seseorang melakukan kejahatan tanpa takut ketahuan Allah SWT saat ia sendiri, dalam kasus Laeli ini justru ia bersekutu dengan manusia yang lain untuk me ngambil alih hak Allah yaitu mencabut nyawa manusia tanpa alasan.

Jika saja negara mau sedikit merendah, maka ia akan mendapatkan teriakan ketidakadilan dari rakyat yang kian membahana, habis sudah tenaga, napas dan darah rakyat untuk berjuang sendiri. Sementara yang ditunjukkan penguasa hanya kegaduhan politik yang tak ada hubungannya dengan tingkat kesejahteraan umat selain hanya untuk memenuhi syahwat penguasa dan pengusaha.

Saatnya beralih kepada hukum yang sesuai fitrah manusia, yang mampu menjamin kesejahteraan hakiki, hingga tak terulang hilangnya nyawa tanpa alasan yang Haq. Hingga tak ada lagi pilu hatinya seorang ibu sebab kedurhakaan anaknya. Wallahu a'lam bish showab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun