Maka benarlah hadist berikut ini, "Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya." (HR al-Bukhari). Yang kita butuhkan adalah pemimpin yang peka terhadap penderitaan rakyat. Tentu pemimpin ini harus berdiri diatas landasan yang kokoh, yaitu akidah yang bersumber dari Wahyu Allah SWT yaitu Alquran dan As Sunnah.
Sebab akibat ketahanan keluarga yang rapuh dan matinya nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat sehingga mati pula semangat amar makruf nahi mungkar, maka rakyat seluasnya ikut menanggung akibatnya.
Yang paling kentara adalah ringannya seseorang seseorang melakukan kejahatan tanpa takut ketahuan Allah SWT saat ia sendiri, dalam kasus Laeli ini justru ia bersekutu dengan manusia yang lain untuk me ngambil alih hak Allah yaitu mencabut nyawa manusia tanpa alasan.
Jika saja negara mau sedikit merendah, maka ia akan mendapatkan teriakan ketidakadilan dari rakyat yang kian membahana, habis sudah tenaga, napas dan darah rakyat untuk berjuang sendiri. Sementara yang ditunjukkan penguasa hanya kegaduhan politik yang tak ada hubungannya dengan tingkat kesejahteraan umat selain hanya untuk memenuhi syahwat penguasa dan pengusaha.
Saatnya beralih kepada hukum yang sesuai fitrah manusia, yang mampu menjamin kesejahteraan hakiki, hingga tak terulang hilangnya nyawa tanpa alasan yang Haq. Hingga tak ada lagi pilu hatinya seorang ibu sebab kedurhakaan anaknya. Wallahu a'lam bish showab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H