Dakwah bagi saya pribadi, bukan masalah baru. Dulupun sudah berdakwah, hanya saja yang diserukan adalah kebatilan. Beda rasa ketika sekarangpun harus dakwah dan itu mendakwahkan Islam.Pertama kali amanah ini datang, bingung dan takut. Apa yang akan terjadi jika saya dakwah? apalah saya, ilmu baru sauprit dan apa kata dunia? keluaran pondok bukan, lulusan sekolah agama kagak, ngerti Alquran dan hadist baru seberapa.
Tapi Allah menjawab keraguan saya dengan sebuah keyakinan yang disuntikkan guru saya, bisa jagi iya kita bukan siapa-siapa, tapi ketika amanah itu datang padamu  Allahlah yang lebih mengetahui bahwa kamulah orang yang tepat dan Allah akan memampukan. Bagaimanapun caranya, Allah yang atur, tinggal kita mau atau tidak.
Bak mantra yang menghipnotis saya, setiap saat yang ada dalam benak bagaimana dakwah ini bisa jadi rutinitas harian. Hingga tak terasa sudah banyak kelompok kecil yang sukses dibina dan bergabung dalam barisan pendakwah.
Yang gagal? jangan ditanya, banyak juga. Namanya juga bahan dakwah ini bukan robot, tapi manusia yang punya hati dan akal. Juga menjadi bagian dari kemajemukan masyarakat yang kian hari kian terkontaminasi dengan faham sekulerisme. Banyak yang ngaji modal semangat saja akhirnya berguguran ditengah jalan. Entah kena kasus riba, kena fitnah tetangga dan yang terbanyak adalah yang tak mampu menaklukkan bahaya dari hatinya sendiri, rasa malas!
Malas menjalankan konsekwensi ngaji. Aneh kan...padahal mereka tak taat artinya hati mereka telah tertutup untuk kebenaran. Dan bukankah itu sifat orang yang sombong versi Allah?
Parahnya lagi, merekalah munafik sejati. Astaghfirullah..nih buktinya
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul," (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu ( Qs An Nisa 4:61).
Makin kesini memang kaum muslim makin aneh. Dan apakah mereka sadar keanehan yang ada padanya? sadar! sekali lagi saya katakan, SADAR!
namun mereka terlalu apatis bahwa perubahan itu bisa saja terjadi. Kapan saja mereka mau. Namun, selalu mereka terhalang dengan kalimat, " Saya ndak mau repot", " Kalau susah dilakukan kenapa harus dipaksa?" atau " saya melakukan apa yang bisa saja" dan lain-lain
Ah, kalau hidup selalu minta kemudahan lantas mau hidup yang seperti apa? kata mudah sejatinya relatif bagi setiap orang. Terlebih Allah dalam surat  Al-'Ankabt 29: 2 sudah menegaskan bahwa hidup tak mudah, apalagi hanya mau menyandang status beriman tapi pengen surgaNya Allah?!
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?" (Qs Al Ankabut 29: 2)
Marilah sama-sama merenungi, anda hidup untuk apa? dan hidup itu sendiri bukan milik anda sepenuhnya, ada pemilik sejatinya yang kelak akan meminta kita pertanggung jawaban.
Sejatinya dakwah itu tak mudah. Namun insyaallah saya tak akan mundur barang selangkahpun. Karena apa yang sudah saya peroleh hari ini, yaitu kebenaran hakiki berupa Islam, pantang diabaikan. Jikapun banyak yang memandang sebelah mata, atau malah ingin berpindah hati...tak mengapa, jalan dakwah tak pernah kehilangan pejuangnya.
Malah sangat amat bersyukur karena Allah telah tunjukkan saringan alaminya sejak awal, agar energi dan waktu tak terbuang percuma. Karena dakwah masih menyisakan ladang yang luas dan menunggu untuk dituai pahalanya.
Semangat teman! kemenangan itu segera tiba, Allah Akbar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H